Senin 25 Nov 2019 07:50 WIB

Strategi AP II Kembangkan Bisnis Non-Aeronautika

Kontribusi revenue dari bisnis nonaeronautika bisa di atas 50 persen.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Mensesneg Pratikno (kanan) dan Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (tengah) meninjau meninjau perkembangan pembangunan landasan pacu ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. AP II saat ini sedang fokus mengembangkan bisnis nonaeronautika.
Foto: Antara/Biro Pers-Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Mensesneg Pratikno (kanan) dan Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (tengah) meninjau meninjau perkembangan pembangunan landasan pacu ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. AP II saat ini sedang fokus mengembangkan bisnis nonaeronautika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II (persero) saat ini sedang fokus mengembangkan bisnis nonaeronautika. Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin menyampaikan pengembangan bisnis ini dilakukan dengan sangat serius karena akan menunjang AP II di masa depan.

"Ke depan kami tidak hanya bertumpu mengandalkan bisnis aeronautika sebagai sumber pendapatan utama," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (25/11) malam.

Saat ini, tambah Awaluddin, kontribusi pendapatan dari bisnis non-aeronautika sebesar 39 persen dan sisanya 61 persen masih berasal dari bisnis aeronautika. AP II menargetkan ke depannya kontribusi revenue dari bisnis nonaeronautika bisa di atas 50 persen.

Di tahun 2019 ini sendiri, kontribusi dari bisnis anak perusahaan secara Group Korporasi sudah menembus 22 persen. Sementara 78 persen masih di kontribusi dari bisnis induk perusahaan.

"Strategi kami untuk meningkatkan kinerja bisnis nonaeronautika antara lain dengan mengejar bisnis baru atau new wave business melalui dibentuknya sejumlah anak usaha," kata dia.

Disamping itu juga mulai menata pembagian portofolio perusahaan melalui dua arus pendapatan, yaitu Core business revenue stream dan Adjacent business revenue stream. Core business revenue stream lebih banyak mendorong pertumbuhan pada legacy business.

Sedangkan adjacent business revenue stream lebih banyak mendorong pertumbuhan pada arus bisnis baru. Pada 2016, AP II telah membentuk anak usaha PT Angkasa Pura Kargo (APK) dan PT Angkasa Pura Propertindo (APP).

Peran keduanya melengkapi anak usaha lain yang sudah ada sebelumnya yaitu PT Angkasa Pura Solusi (APS). PT Angkasa Pura Kargo (APK) tengah mempersiapkan Cargo Village, yakni pengembangan terminal kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan target mengelola 1,5 juta ton kargo setiap tahunnya.

Sementara itu, PT Angkasa Pura Propertindo (APP) kini sudah mengoperasikan hotel di Bandara Internasional Kualanamu. Pada Desember 2019, APP juga akan mengoperasikan hotel berbintang di Terminal 3 Internasional, dan menyusul kemudian di Terminal 3 Domestik Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Secara keseluruhan, APP juga sudah mengelola 10 gedung di kawasan Soekarno-Hatta. Serta, masih akan menghadirkan bangunan terintegrasi yang modern dan premium di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

"Tahun depan, rencananya APP akan masuk ke bisnis apartemen dan rumah tapak di sekitar Bandara Soekarno-Hatta," kata Awaluddin.

Anak usaha PT Angkasa Pura II yang sudah sangat berkembang adalah PT Angkasa Pura Solusi (APS) yang kini difokuskan di bisnis digital teknologi dan informasi. APS juga mengembangkan sumber daya manusia di sektor kebandarudaraan dan penunjang bisnis lainnya seperti layanan penumpang dan fasilitas.

Pada 2019, akan lahir PT Angkasa Pura Aviasi (APA) yang disiapkan sebagai strategic purpose vehicle untuk program kemitraan strategis dengan global airport operator di Bandara Internasional Kualanamu. Saat ini sedang dalam proses persiapan tender untuk mencari mitra strategis dan menjadikan Bandara Internasional Kualanamu sebagai Hub International di belahan barat Indonesia.

Di samping melalui empat anak usaha itu, strategi meningkatkan bisnis baru di sektor nonaeronautika juga dilakukan melalui akuisisi perusahaan. AP II baru saja menambah kepemilikan saham melalui mekanisme right issue di PT Gapura Angkasa. Dari sebelumnya 31,25 persen menjadi 46,62 persen atau kini menjadi pemegang saham pengendali.

Awaluddin mengatakan Angkasa Pura II juga tetap fokus mempertajam penetrasi di bisnis nonaeronautika yang sudah berjalan selama ini. Yaitu melalui penyewaan ruang komersial di kawasan bandara, penyewaan lahan di bandara, serta konsesi usaha jasa terkait kebandarudaraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement