Ahad 24 Nov 2019 19:14 WIB

Genjot Ekspor Pertanian, SYL Bikin Gerakan Gratieks

Ekspor pertanian kurun waktu Januari-Oktober 2019 mencapai 2,9 miliar dolar AS

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bakal membuat gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang akan diterapkan lembaganya. Melalui gerakan itu, pihaknya ingin agar ekspor seluruh komoditas pertanian, khususnya di luar subsektor perkebunan bisa naik tiga kali lipat dari saat ini.

"Bagi saya, saya akan melakukan upaya untuk menjadi tiga kali lipat dari yang ada sekarang, namanya Gratieks," kata Syahrul saat melepas ekspor produk olahan ayam sebanyak 16 kontainer dari Kantor Pusat Charoen Phokpand, Jakarta Utara, Ahad (24/11).

Baca Juga

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pertanian kurun waktu Januari-Oktober 2019 mencapai 2,9 miliar dolar AS. Jumlah itu tercatat menurun 3,4 persen dibanding capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 2,8 miliar dolar AS. Karena itu, kinerja ekspor perlu kembali di genjot di masing-masing sektor unggulan.

Ia menuturkan, pemerintah dan pelaku usaha harus bisa melakukan pemetaan terhadap pasar komoditas pertanian di dunia. Hal itu diperlukan agar strategi menjamah pasar global dilakukan dengan tepat sasaran.

"Untuk bisa berkompetisi dibutuhkan persiapan yang serius. Kuantitasnya kita siapkan juga, tapi kualitasnya tidak boleh kalah dengan negara lain," kata dia.

Salah satu yang potensial, sebut Syahrul yakni komoditas ayam maupun produk olahan ayam siap saji. Ekspor produk ini harus dimulai sebagai salah satu upaya untuk mengatasi oversupply unggas di dalam negeri.

Direktur Ekspor Hasil Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Sulistyawati, manambahkan, pihaknya bersama pelaku usaha perunggasan dalam negeri tengah menjajaki pasar timur tengah untuk produk olahan ayam..

 "Kita masih mencoba ke Jeddah (Arab Saudi), masih dalam penjajakan. Mereka (eksportir) juga sedang negosiasi (harga) yang penting potensinya," katanya saat ditemui wartawan.

Menurut dia, pangsa pasar ekspor olahan produk ayam terbuka karena ada yang berminat. Hal itu setelah pemerintah bersama pelaku usaha melakukan sejumlah misi dagang ke negara-negara timur tengah. Menurut dia, terdapat kesesuaian antara selera masyarakat timur tengah dengan produk ayam dari Indonesia.

Arab Saudi, lanjut dia, dapat menjadi hub bagi produk ayam dari Indonesia jika bisa ditembus. "Calon-calon pembelinya baru datang. Jeddah bisa menjadi hub dan sertifikasi halal yang lagi dibicarakan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement