Kamis 21 Nov 2019 19:38 WIB

OJK Diminta Lebih Transparan Terkait Calon Investor Muamalat

Persoalan Bank Muamalat tidak serumit yang terjadi pada Bank Century.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Bank Muamalat
Bank Muamalat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat lebih transparan dalam menentukan kriteria investor yang cocok dengan Bank Muamalat. Menurut Direktur Riset CORE Indonesia Peter Abdullah Redjalam, penyelamatan bank syariah pertama ini dinilai tidak perlu terlalu kaku, apalagi sebelumnya terdapat investor yang sudah menawarkan Rp 2 triliun.

"Ini sudah jelas Ilham Habibie ada Rp 2 triliun, dengan kekurangannya pasti ada opsi lainnya," ujar Peter dalam diskusi Infobank Institute di Jakarta, Kamis (21/11).

Baca Juga

Ia mempertanyakan OJK yang tidak transparan dalam menetapkan ketidakcocokan investor. Dalam hal ini memang OJK meminta investor menyediakan dana segar Rp 8 triliun, tetapi Peter menyangsikan ada yang memiliki dana tunai sebesar itu.

Kalau OJK tidak transparan, kata Peter, akan sulit mengetahui apa yang dikhawatirkan oleh OJK terkait investor. Apalagi menurutnya permasalahan Bank Muamalat tidak serumit yang terjadi pada Bank Century dulu.

"Lebih baik mengundang investor baru walaupun tidak dalam bentuk dana segar seluruhnya, dan harus dicek lagi opsi lainnya. Supaya kita bisa bergerak cepat," kata Peter.

Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Unika Atmajaya A Prasetyantoko menilai investor domestik memiliki keterbatasan dalam menyelamatkan Bank Muamalat. Apalagi saat ini laju ekonomi masih lambat dan ini berpengaruh ke seluruh bisnis di Indonesia. Oleh karena itu BUMN sulit untuk melakukan aksi korporasi kepada Bank Muamalat karena berada dalam siklus ekonomi yang sama.

"Jadi idealnya memang penyelamatan mestinya melibatkan investor asing. Ini kesempatan untuk menarik investasi masuk ke pasar domestik, sehingga situasi Bank Muamalat tidak menambah seretnya likuiditas di dalam negeri," ujar A Prasetyantoko.

Apabila ada investor lokal yang bersedia melakukan penyelamatan kepada Bank Muamalat, kata dia, hal itu tidak akan secepat yang diharapkan. Karena ketersediaan dana dari dalam negeri tidak cukup.

"Kalau ini tidak segera di-manage dengan baik maka akan berakibat pada industri perbankan. Bisa menaikkan risiko makro," kata Prasetyantoko.

Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI, Fathan Subchi, mengungkapkan pembahasan mendalam mengenai investor Bank Muamalat akan dilakukan oleh panitia kerja (panja) yang akan dibentuk pekan depan. Menurutnya, semua investor baik dalam maupun luar negeri terbuka untuk menyelamatkan Muamalat

"Kalau pemerintah dan OJK memilih yang mana terbaik, DPR akan mencoba memeriksa kembali dan me-review. Tapi saya sepakat menyetujui Ilham Habibie, jangan dari nol lagi investornya," kata Fathan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement