Kamis 21 Nov 2019 19:35 WIB

Kesiapan Produksi Listrik Tanjung Jati B Meningkat

PLTU Tanjung Jati B menjadi pembangkit paling produktif di Indonesia.

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Agus Yulianto
GM PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B Rahmat Azwin (kanan) mengecek operasional PLTU Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah, Kamis (21/11/2019). Kesiapan produksi listrik PLTU ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Foto: Foto : Rakhmat Hadi Sucipto /Republika
GM PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B Rahmat Azwin (kanan) mengecek operasional PLTU Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah, Kamis (21/11/2019). Kesiapan produksi listrik PLTU ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA - - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B mampu meningkatkan kesiapan produksi listriknya. Hingga September 2019, kesiapan produksi listrik (equivalent availability factor/EAF) PLTU ini mencapai 93,6 persen, naik dari 2018 lalu yang masih pada angka 89,8 persen.

Menurut General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B Rahmat Azwin, PLTU yang berada di wilayah Jepara, Jawa Tengah, ini menjadi salah satu pembangkit yang paling diandalkan oleh PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem interkoneksi Jawa-Bali. Selain kesiapan produksi listrik terus meningkat, tingkat problem di pembangkit juga sangat kecil. “Hanya 1,2 persen selama setahun PLTU ini tidak beroperasi,” ungkap Rahmat di Kompleks PLTU Tanjung Jati B, Kamis (21/11).

Tingkat gangguan tidak beroperasi (equivalent forced outage rate/EFOR) yang rendah, jelas Rahmat, menunjukkan PLTU Tanjung Jati B sangat bagus dari sisi operasi. Karena itulah, PLTU ini memegang peran sentral dalam sistem interkoneksi Jawa-Bali. Walaupun secara kapasitas berada pada angka 10 persen dari kebutuhan listrik Jawa-Bali, secara market listrik PLTU Tanjung Jati B mampu berkontribusi sebesar 12 persen. 

photo
GM PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B Rahmat Azwin (kanan) mengecek operasional PLTU Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah, Kamis (21/11/2019). Manajemen PLTU tersebut menyiapkan stok batu bara untuk 20 hingga 30 hari ke depan demi menjaga keberlangsungan operasional.(Foto : Rakhmat Hadi Sucipto /Republika)

PLTU Tanjung Jati B, menurut Rahmat, menjadi pembangkit paling produktif di Indonesia. Kemampuan produksinya d iatas rata-rata kemampuan pembangkit lainnya. Tidak mengherankan PLTU Tanjung Jati B menjadi tulang punggung kelistrikan Jawa-Bali sejak pertama kali beroperasi pada 2006. “Angka 12 persen itu setara dengan kebutuhan listrik sekitar 5,0 juta pelanggan rumah tangga,” ujar Rahmat.

Senior Manajer Produksi PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B, Ahadi, menyatakan PLTU Tanjung Jati B telah banyak meraih prestasi di level nasional maupun internasional. Pada 2012, misalnya, Power Magz menobatkan PLTU ini sebagai 10 besar pembangkit listrik terbaik dunia. Lalu, pada 2015 PLTU Tanjung Jati B kembali memenangi ASEAN Energy Awards dalam kategori pengelolaan batu bara. Dari sisi pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, PLTU Tanjung Jati B juga telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupa Proper Hijau enam kali secara berturut-turut sejak 2013.

Keberadaan pembangkit ini, ungkap Ahadi, diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat karena keberlanjutan suplai listrik, tetapi juga turut membantu pemerintah dalam menghemat APBN. Ketika pembangkit ini andal, pemerintah juga tidak terbebani oleh biaya operasional pembangkit BBM. “Yang kita semua tahu itu disubsidi APBN,” kata Ahadi. “Sehingga anggaran tersebut bisa digunakan untuk kepentingan nasional lainnya.”

Demi memperlancar operasional pembangkit, jelas Ahadi, manajemen menyimpan pasokan batu bara untuk jangka waktu cukup lama. Hingga saat ini, stok batu bara siap untuk memasok 20 sampai 30 hari ke depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement