Selasa 19 Nov 2019 06:02 WIB

Terkait Penolakan pada Ahok, Ini Tanggapan Kementerian BUMN

Stafsus Menteri BUMN meminta serikat pekerja tidak membawa isu ini ke ranah politik.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di ruang media Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/11).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di ruang media Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan pandangannya terkait penolakan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi petinggi di PT Pertamina (Persero). Arya meminta serikat pekerja tidak membawa isu ini kepada ranah politik.

Menurut Arya, dengan penolakan para serikat seperti sudah berpolitik. "Ini kan bisnis, jangan bawa politik ke urusan bisnis," ujar Arya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/11).

Baca Juga

Arya mengajak serikat pekerja untuk memberikan kesempatan bagi Ahok dalam melakukan tugasnya di BUMN. Arya menyampaikan indikator kinerja Pertamina tidak bisa dikaitkan dengan politik atau status seseorang, melainkan dari kinerja orang dalam menjalankan perusahaan.

"Yang namanya korporat itu terukur keberhasilannya, kalau korporat rugi atau tidak, kelihatan dari angka-angkanya," ucap Arya.

Arya meminta serikat pekerja melepaskan pandangan politiknya dalam bekerja di BUMN.

"Saya pesan teman-teman pekerja jangan bermain politik," lanjut Arya.

Arya mengaku telah mendengar keinginan dari serikat pekerja bahwa pemimpin di PT Pertamina seyogyanya berasal pejabat karir. Arya tak menampik setiap perusahaan menginginkan hal yang serupa. "Semua juga inginnya begitu, kadang-kadang begini, kalau ingin buat perusahaan berbeda, langkahnya kita harus berani untuk membuat hal-hal yang baru juga," kata Arya menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement