Senin 18 Nov 2019 17:59 WIB

BKPM Ungkap Alasan Investor Lebih Pilih Vietnam

Indonesia perlu mencontoh Vietnam dalam melayani investor yang akan berinvestasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, Indonesia belum menjadi surga investasi. Hal itu membuat para investor lebin memilih berinvestasi di Vietnam.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan, 44 persen pasar di ASEAN berada di Indonesia. Jumlah penduduk negeri ini pun paling banyak dibandingkan negara Asean lainnya, yakni mencapai 260 juta jiwa.

"Seharusnya kalau kita gaet, investasi di Indonesia mampu menggarap pasar negara-negara lain. Hanya saja, Vietnam lebih dipilih oleh China ketika terjadi perang dagang. Apa yang terjadi?" ujarnya dalam Rapat Koordinasi bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dari berbagai provinsi, di Jakarta, Senin, (18/11).

Menurutnya, dalam hal memberikan pelayanan perizinan usaha, Indonesia bisa mencontoh Vietnam. "Di Vietnam itu, BKPM-nya bukan klinik untuk curhat. BKPM di sana, orang menyampaikan masalah, lalu lembaga di sana mengeksekusi," tutur Bahlil. 

Dari sisi kemudahan berbisnis, lanjutnya, Indonesia masih kalah dibandingkan Vietnam. Ia mengatakan, rumitnya regulasi di Tanah Air membuat investor enggan menempatkan atau mengembangkan usahanya di sini. 

Meski begitu, dirinya optimistis perekonomian Indonesia memiliki potensi sangat bagus, walau kondisi ekonomi global masih terus bergejolak. Maka, BKPM menetapkan enam Key Performance Index (KPI) demi menumbuhkan investasi. 

Pertama perbaikan peringkat kemudahan berusaha, kedua eksekusi realisasi investasi besar, ketiga mendorong investasi besar untuk bermitra dengan pengusaha nasional di daerah proyek, serta keempat penyebaran investasi berkualitas. Berikutnya kelima, promosi investasi terfokus berdasarkan sektor dan negara, terakhir, mendorong peningkatan investasi dalam negeri atau PMDN khususnya UMKM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement