REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan para petani milenial di Indonesia harus mengikuti dan menguasai era teknologi 4.0. Kepala Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menyebutkan ke depan, semua pengelolaan pertanian dari hulu hingga hilir, bahkan tahap penjualan harus menggunakan teknologi 4.0 tersebut.
"Dan itu adalah ranah petani-petani milenial kita," katanya di sela-sela pembukaan Aceh Agro Expo 2019 di Banda Aceh, Sabtu (16/11).
Dia menyebutkan pemanfaatan teknologi 4.0 itu sangat efisien. Dengan teknologi ini, pertanian tumbuh dalam waktu yang cepat. Produk pertanian Indonesia pun dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri serta kebutuhan untuk ekspor.
Menurut dia, kini petani milenial telah mulai tumbuh di Indonesia. Mereka diharapkan dapat melanjutkan estafet pembangunan pertanian Indonesia di masa akan datang, dengan menguasai teknologi.
"Saya juga melihat petani milenial ini sudah mulai tumbuh, mereka penerus estafet pembangunan pertanian kita masa akan datang dan mereka pasti semua cerdas, melek teknologi, teknologi informasi," kata dia.
Dedi juga mengapresiasi langkah Pemerintah Aceh mengirim 20 petani milenial provinsi setempat untuk menimba ilmu pengetahuan tentang komoditas Kelapa Pandan Wangi di Songklha Thailand.
"Silahkan dalami ilmu di sana dan bisa mempraktekkan ke daerah kita, sehingga sektor pertanian kita maju seperti Thailand, Taiwan, Jepang, dan negara-negara Eropa," katanya.