REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Investasi Eropa (EIB) memutuskan untuk menghentikan pendanaan pada proyek energi berbahan bakar fosil. Keputusan itu dilakukan EIB untuk mendukung rencana Eropa sebagai benua bersih di dunia.
EIB memutuskan tidak akan membiayai segala proyek yang menggunakan bahan bakar fosil pada akhir tahun 2021. Mereka menyatakan akan mengalihkan pembiayaan pada proyek energi terbarukan.
Keputusan itu, dapat memperkuat program Green Deal yang didorong Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Ursula von der Leyen menginginkan EIB menjadi bank iklim untuk memberikan investasi 1,1 triliun dolar AS untuk proyek yang ramah lingkungan.
Presiden EIB, Werner Hoyer menyatakan, peralihan investasi dari bahan bakar fosil ke bahan bakar terbarukan merupakan gebrakan yang nyata untuk memerangi perubahan iklim.
"Iklim adalah masalah utama dalam agenda politik di zaman kita," kata Presiden EIB Werner Hoyer seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/11).
Sementara, Wakil Presiden Bank Sentral Eropa Luis De Guindos pihkanya telah mempertimbangkan untuk mengkonsentrasikan isu perubahan iklim. Dia mengatakan masalah stabilitas keuangan terkait pemanasan global termasuk transisi ke model pertumbuhan rendah karbon dan risiko fisik yang berasal dari meningkatnya bencana alam.
Implikasi untuk kebijakan moneter akan menjadi fitur penting dari diskusi di kuartal mendatang. "Bank-bank sentral harus lebih memperhatikan jenis-jenis masalah ini,” di acara BNP Paribas di London.