Kamis 14 Nov 2019 15:20 WIB

Pacu Industri Halal, KNKS tak Hanya Urusi Keuangan Syariah

KNKS menggandeng Dubai Islamic Economy Development untuk memperluas pasar halal.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Bank Indonesia dan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menggelar The 5th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2019 dalam Islamic Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (12/11).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Bank Indonesia dan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menggelar The 5th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2019 dalam Islamic Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menyatakan bakal memperluas ranah kerja untuk memperkuat industri halal lewat pengembangan ekonomi syariah. KNKS ke depan, tak lagi hanya fokus untuk mengurusi keuangan syariah di Indonesia.

"Kita akan perkuat untuk lebih bergerak mendorong ekonomi syariah tidak hanya untuk keuangan syariah. Intinya, bagaimana supaya ekonomi syariah bisa menjadi arus baru perkembangan ekonomi nasional," kata Direktur Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah KNKS Afdhal Aliasar dalam Indonesi Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (14/11).

Baca Juga

Ia menyatakan, KNKS ke depan harus lebih banyak berkolaborasi dengan pemain global. Salah satunya Dubai yang telah lebih dulu mengembangkan potensi ekonomi syariah di negaranya dan menjadi pemain global dalam industri halal.

Menurut Afdhal, KNKS juga telah meneken kerja sama dengan Dubai Islamic Economy Development Centre untuk bisa membuka pasar global bagi produk halal. "Bicara soal UMKM, produk dan jasa halal, kita akan melihat bagaimana strategi yang diperlukan dan kita sambungkan dengan pasar global," ujar dia.

Kolaborasi antara KNKS dengan Dubai Islamic Economy Development Centre sekaligus implementasi dari strategi pengembangan industri halal yang disampaikan oleh Bank Indonesia. Di mana, salah satu cara yang mesti ditempuh yakni dengan bekerja sama antar pemangku kepentingan serta para pemain industri halal.

Sertifikat halal yang untuk produk-produk UMKM Indonesia, lanjut Afhdal juga telah diterima oleh negara-negara di timur tengah sehingga memberi kesempatan besar bagi Indonesia. KNKS meyakini, ke depan Indonesia akan lebih mudah untuk membawa produk-produk dalam negeri dipasarkan di skala internasional.

"Pertama, kita perlu kualitas yang sesuai permintaan global diimbangi dengan pemasaran. Kedua, kontinuitas dari produk jadi dia selalu ada saat dibutuhkan. Dengan begini, UMKM kita pasti akan naik kelas," ujar dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyampaikan lima strategi ke depan untuk memperkuat industri halal di Indonesia agar bisa menjadi produsen produk halal dalam rantai pasok industri halal global.

Kelima strategi tersebut yakni peningkatan daya saing, sertifikasi, koordinasi, publikasi masif, serta kerja sama. "Implementasi lima jurus ini dapat menjadi kunci untuk menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pasar tapi juga sebagai basis produksi," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement