REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bio Farma terus berkolaborasi dan bersinergi dengan semua pihak. Bahkan, Bio Farma yang merupakan produsen lifescience, pada bulan September 2019 yang lalu dalam kegiatan Forum Riset Lifescience Nasional (FRLN), telah meluncurkan dan memasarkan produk diagnostik yang merupakan hasil kolaborasi Bio Farma dengan Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang. Yakni, berupa alat yang diberi nama Kit Diagnostik Diabetes (KIT DM) GAD 65.
Alat tersebut berfungsi sebagai pendeteksi dini untuk memperikirakan seseorang akan terkena penyakit diabetes melitus type 1. Menurut Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Bio Farma Sri Harsi Teteki, Bio Farma telah melakukan hilirisasi hasil riset Kit DM GAD 65, yang merupakan hasil penelitian dari akademisi dalam hal ini Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang, yang dimotori oleh Prof. Dr. Aulanni'am, DVM., DES
“Fungsi dari Kit DM ini adalah untuk mengetahui potensi kesehatan seseorang, apakah akan terkena Diabetes di masa yang akan datang atau tidak," ujar Sri Harsi dalam siaran persnya, Ahad malam (10/11) lalu.
Menurut Sri, apabila hasil pemeriksaannya dinyatakan positif akan terkena diabetes, maka pasien tersebut bisa mengubah pola hidupnya menjadi lebih sehat. Sehingga, komplikasi dari dampak penyakit DM, menjadi bisa ditekan mengingat diebetes ini termasuk kedalam penyakit yang katastropik.
Sri Harsi menambahkan, harapan dari adanya kit diagnostik ini dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.Sebab alat ini akan tersedia dan dapat diaplikasikan di fasilitas kesehatan tingkat 1 (PUSKESMAS) sampai dengan Lab Klinik, dan rumah sakit.
"Alat ini memiliki sensitvitas dan tingkat sensitifitas yang baik, dan tidak membutuhkan waktu lama dalam pengujian," katanya.
PT Bio Farma telah mendapatkan Penghargaan Karya Anak Bangsa dalam Bidang Farmasi dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI. Penghargaan yang merupakan rangkaian dari puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55, diserahkan oleh Menteri Kesehatan RI Terawan Putranto dan diterima oleh Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Bio Farma Sri Harsi Teteki pada hari Sabtu (9/11) di BSD Tangerang.
Acara penyerahan penghargaan yang bersamaan dengan Pameran HKN 2019 ini, juga memberikan penghargaan kepada institusi atau perorangan, yang sudah berhasil meningkatkan derajat kesehatan melalui pengembangan produk farmasi dan alat kesehatan melalui promosi, inovasi dan teknologi untuk mendukung layanan kesehatan.
Inovasi menjadi isu yang penting, karena menjadi tantangan tersendiri dari dunia kesehatan khususnya di Indonesia. Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang tertuang dalan Inpres No 6 Tahun 2016 mengenai Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Inovasi dalam inpres ini, tidak hanya terbatas pada inovasi produk saja, melainkan bisa juga melalui kolaborasi riset dan sinergi lintas sektoral.