Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Kepala Departemen Teknologi Amerika Serikat, Michael Kratsios mengkritik negara-negara yang dengan rela menggunakan jaringan 5G dan teknologi kecerdasan buatan karya Huawei.
Dalam penilaiannya, perusahaan China itu tak bisa dipercaya karena undang-undang di China mengharuskan mereka bekerja sama dengan badan intelijen Negeri Tirai Bambu.
Menurutnya, Eropa harus mengambil sikap yang sama dengan Amerika; membatasi ekspor kepada Huawei dan memboikot produk-produk perusahaan China itu. "Kita mungkin tak bisa sepakat dalam setiap aspek kebijakan teknologi, tapi kita semua setuju soal prinsip yang terpenting (keamanan-red)," katanya, dikutip dari Reuters (8/11/2019).
Baca Juga: Meski Enggan Bergantung ke Amerika, Raksasa China Ini Masih Butuh Google, Karena . . . .
Sayangnya, 'hasutan' tersirat Amerika tak langsung menggoyahkan kebijakan yang diambil perusahaan Eropa. Sebab, dari 65 kontrak komersial pembangunan jaringan 5G milik Huawei, setengahnya berasal dari pelanggan Eropa.
Di sisi lain, pembuat kebijakan Uni Eropa berupaya sebisa mungkin menyebutkan nama Huawei dan China secara gamblang yang berisiko terhadap keamanan nasional. Mereka memiliih kalimat bahaya serangan dunia maya oleh sebuah perusahaan yang dibeking suatu negara.
Lebih lanjut, Kratsios juga menemui Kepala Antitrust Eropa, margrethe Vestager untuk membahas masalah digital, menurut pejabat Komisi Eropa.