Jumat 08 Nov 2019 03:50 WIB

Tanggapi Cangkul Impor, Agus: Gunakan Produk Dalam Negeri

Agus menyebutkan, pasokan cangkul dari dalam negeri masih mencukupi.

Pedagang menata sejumlah kepala cangkul impor asal Tiongkok yang dijual di salah satu toko pertanian di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/11).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pedagang menata sejumlah kepala cangkul impor asal Tiongkok yang dijual di salah satu toko pertanian di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita akan mendorong penggunaan produk dalam negeri untuk mengurangi impor barang-barang tertentu. Hal tersebut diungkapkan Agus saat menanggapi kritikan Presiden atas pengadaan pacul (cangkul) oleh Kementerian/Lembaga yang diimpor dari luar negeri.

"Kami dorong untuk mengkampanyekan produk-produk dalam negeri agar bisa diprioritaskan dalam belanja-belanja, baik belanja modal maupun barang," ujar Agus di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Agus menyakini produk dalam negeri mempunyai kualitas baik yang tidak kalah bagus dengan barang asal luar negeri sehingga impor tidak lagi diperlukan. Namun, saat ini belum ada kesadaran dari pengguna barang untuk menggunakan produk lokal.

"Kita juga harus memunculkan kesadaran dari off taker, dari pengguna, baik itu industri maupun Kementerian Lembaga, bahwa produksi dalam negeri juga sudah siap," ujarnya.

Terkait pengadaan pacul, Agus menyakini kebutuhan produk tersebut dapat dipenuhi dari dalam negeri karena pasokannya telah memadai. Ia mendapatkan informasi bahwa pasokan cangkul buatan anak negeri sekitar 500 ribu.

"Jadi kalau mengenai supply tidak ada masalah. Paling penting kesadaran dari mereka yang mau menggunakan pacul," ujarnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2019 di Jakarta, Rabu (6/11), mengkritik pengadaan pacul (cangkul) impor.

"Coba dibuat strategi mendesain industri-industri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di negara kita, misalnya urusan pacul, cangkul, masa masih impor?" kata Presiden.

Dengan barang-barang sederhana itu masih diimpor, menurut Jokowi, maka yang diuntungkan adalah negara asal barang impor tersebut.

"Enak banget itu negara yang dimana barang itu kita impor. Kita masih defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, tapi impor yang seperti itu. Padahal, kita sambil tidur bisa buat pacul," ungkap Presiden.

Presiden menilai praktik tersebut terus terjadi karena cangkul impor jauh lebih murah dibanding cangkul produksi dalam negeri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement