Warta Ekonomi.co.id, -- Huawei mengaku belum mengajukan lisensi teknologi jaringan 5G kepada perusahaan Amerika Serikat (AS), menurut Pendiri dan CEO, Ren Zhengfei.
Secara otomatis, kabar itu menampik pernyataan seorang eksekutif Huawei yang mengatakan pihaknya tengah mendiskusikan pengajuan lisensi 5G dengan sejumlah operator telekomunikasi AS. Namun, menurutnya diskusi akan memakan waktu lama karena masih berada di tahap awal.
"Saat ini tidak ada perusahaan AS yang sedang berdiskusi dengan kami secara langsung, karena perantara yang mewakili belum tentu mewakili perusahaan besar, ini tahap yang besar dan sulit," kata Ren, dikutip dari Reuters (7/11/2019).
Baca Juga: Keok dari Huawei, Samsung Bakal PHK Karyawan China Besar-Besaran!
Gagasan penawaran terhadap akses ke paten 5G, lisensi, kode, dan teknologi Huawei dikemukakan pertama kali oleh Ren. Namun, belum ada kejelasan mengenai ketertarikan perusahaan AS terhadap penawaran tersebut.
Ren menyampaikan, "diskusi soal kesepakatan, kontrak, dan kerja sama baru bisa dilakukan saat ada perwakilan yang mengajukan ketertarikan kepada kami. Namun, belum (ada perusahaan AS) yang melakukannya."
Pemerintah AS telah mengkhawatirkan penggunaan teknologi Huawei karena masalah keamanan. Bahkan, Huawei sampai masuk ke Daftar Hitam Departemen Perdagangan AS sehingga kesulitan berbisnis dengan para mitra di AS seperti Google. AS juga memboikot teknologi 5G dan meminta psra sekutunya melakukan hal yang sama.
Yang terparah, CFO Huawei juga dituntut ke meja hijau dengan tudingan penipuan bank, pelanggaran sanksi AS terhadap Iran, hingga pencurian perdagangan rahasia; semua itu dibantah oleh perusahaan China tersebut.
Di sisi lain, segala tekanan AS seolah tak berdampak terhadap Huawei. Bahkan, perusahaan itu menargetkan untuk menjual 240-250 juta ponsel pintar tahun ini. Hingga 23 Oktober, Huawei mengatakan telah menjual lebih dari 200 juta ponsel.