Rabu 06 Nov 2019 17:15 WIB

Fintech Amartha akan Luncurkan Layanan Reksa Dana Tahun Ini

Amartha mengandeng dua perusahaan manajeman aset untuk penyediaan produk reksa dana

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto menjelaskan kinerja PT Amartha Mikro Fintek sepanjang tahun ini, di Jakarta, Rabu, (6/11).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto menjelaskan kinerja PT Amartha Mikro Fintek sepanjang tahun ini, di Jakarta, Rabu, (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Amartha Mikro Fintek akan meluncurkan layanan reksa dana untuk para lender atau pemberi dananya. Selain menambah pengalaman pengguna, rencana itu juga bertujuan mengoptimalisasi dana yang mengendap.

"OJK (Otoritas Jasa Keuangan) minta perusahaan fintech (financial technology) agar uang tidak mengendap di escrow account. Salah satu caranya, dana bisa ditaruh di rekening lender, tapi itu nggak hasilkan bunga atau return," ujar Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto saat ditemui di Jakarta, Rabu, (6/11).

Baca Juga

Maka, kata dia, Amartha berinisiatif menyediakan produk reksa dana. Dengan begitu, dana mengendap bisa menghasilkan return walau tidak banyak.

"Ini mitigasi risiko atau strategi kita supaya uang tidak mengendap di escrow," jelasnya. Ia menambahkan, Amartha pun telah menggandeng dua perusahaan manajemen aset yakni PT Principal Asset Management dan PT Star Mercato Capitale atau Tanamduit.

Aria mengungkapkan, Amartha telah menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) dengan dua perusahaan tersebut. Sekarang  dalam tahap finalisasi skema, sistem, dan developernya.

Diharapkan produk teranyar itu bisa segera diluncurkan. "Paling cepat bisa tahun ini," katanya.

Ia menjelaskan, dana mengendap yang dimaksud merupakan dana lender yang belum bisa disalurkan ke pelaku mikro atau nasabah. "Misal pendana harus menginves Rp 3 juta untuk mendanai satu orang. Lalu dia baru menaruh uang Rp 130 ribu, sedangkan repayment lender dilakukan per minggu sehingga uang tersebut belum bisa dipakai mendanai nasabah, nah uang itu nganggur sehingga mending dioptimalisasi," jelas Aria.

Demi menghindari kerugian, ia melanjutkan, Amartha memilih instrumen reksa dana pasar uang. "Produk tersebut kemungkinan terburuknya nol persen," ujarnya.

Nantinya fitur reksa dana akan ditambahkan ke dalam aplikasi Amartha. Dengan begitu, jika lender tertarik, bisa langsung memilih layanan itu.

"Fitur reksa dana ini sifatnya pilihan. Jadi ada perjanjian tersendiri, jika lender ingin memanfaatkannya," kata Aria.

Dirinya menambahkan, kini lebih dari 50 ribu lender terdaftar di Amartha. Sementara jumlah nasabah sudah menembus 321 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement