Kamis 07 Nov 2019 12:10 WIB

Anak Usaha Start-up Bekingan SoftBank Ini Krisis

Anak usaha WeWork, MeetUp, ikut terdampak upaya efisiensi biaya operasional bisnis

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Anak Usaha Startup Bekingan SoftBank Ini Ikutan Krisis, Pecat Karyawan Hingga . . . .. (FOTO: WeWork)
Anak Usaha Startup Bekingan SoftBank Ini Ikutan Krisis, Pecat Karyawan Hingga . . . .. (FOTO: WeWork)

Warta Ekonomi.co.id, Anak usaha WeWork, MeetUp, ikut terdampak upaya efisiensi biaya operasional bisnis setelah penawaran umum perdana perusahaan tertunda. Entitas yang dibeli WeWork senilai US$200 juta itu mengadakan PHK pagi ini (6/11/2019).

Melansir TechCrunch, ada sekitar 25% karyawan yang terdampak pemecatan tersebut. Mayoritas dari mereka merupakan karyawan divisi teknik, menurut narasumber anonim.

"Hari ini kami membuat beberapa perubahan organisasi, termasuk restrukturisasi di beberapa departemen kami," kata perwakilan perusahaan.

Baca Juga: Bisnis di Ujung Tanduk, Startup Bekingan SoftBank Ini Bakal . . . Karyawan

WeWork memang tengah melakukan restrukturisasi bisnis karena kerugian signifikan yang dialami. Akhir bulan lalu, SoftBank memberikan kucuran dana baru yang berbentuk pinjaman (US$5 miliar), tawaran tender (US$3 miliar), dan pendanaan ekuitas (US$1,5 miliar). Ditambah dengan miliaran dolar yang sudah SoftBank investasikan sebelumnya, kepemilikan saham perusahaan konglomerasi itu kini mencapai 80%.

Meetup yang didirikan pada 2002 merupakan salah satu jejaring sosial IRL pertama. Pemecatan hari ini bukan yang pertama kali, menurut laporan Gizmodo.  Meetup juga memecat sekitar 10% stafnya di tengah negosiasi akuisisi dan mengalami perubahan budaya ketika manajer mendorong pertumbuhan.

Masa depan Meetup tidak jelas. WeWork dapat tetap berjalan dengan menjual bisnis atau menekan langkah-langkah pemotongan biaya sendiri pada perusahaan. Dalam sebuah surel kepada anggota Meetup, CEO David Siegel menulis ia menghargai curahan dukungan baru-baru ini dari masyarakat, karena menjadi jelas bahwa perusahaan berada dalam posisi yang berbahaya karena pemiliknya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement