Selasa 29 Oct 2019 09:09 WIB

Inggris Kasih Jalan Buat Raksasa Teknologi China 'Musuh Amerika', Pecah Kongsi?

Inggris izinkan Huawei berkontribusi kembangkan jaringan telekomunikasi 5G.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Inggris Kasih Jalan Buat Raksasa Teknologi China 'Musuh Amerika', Pecah Kongsi?. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)
Inggris Kasih Jalan Buat Raksasa Teknologi China 'Musuh Amerika', Pecah Kongsi?. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Inggris tampaknya tak akan mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) untuk memblokir teknologi 5G Huawei. Sebab, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dilaporkan tengah mempersiapkan lisensi kepada raksasa teknologi China itu.

Menurut narasumber pejabat senior dan layanan keamanan Inggris, negara itu akan mengizinkan Huawei untuk berkontribusi dalam pengembangan jaringan telekomunikasi 5G-nya.

"Kami mempertimbangkan untuk memberi lisensi kepada Huawei dalam komponen-komponen jaringan yang tidak kontroversial," kata narasumber yang tak mau menyebutkan namanya itu, dikutip dari Reuters, Senin (28/10/2019).

Baca Juga: Diberi Lampu Hijau oleh Jerman, Huawei Sindir Amerika Serikat

Baca Juga: Jaringan 5G Telah Mengudara di Lima Kota Ini, di mana Saja?

Sebelumnya, 4 operator besar Inggris (EE, O2, Three, dan Vodafone) diduga menggunakan sejumlah teknologi Huawei di jaringan 5G-nya. Meskipun mereka sadar itu berisiko, sepertinya ke-4 operator memiliki insentif bisnis yang kuat sehingga memutuskan mengadopsi komponen teknologi 5G Huawei.

Laporan dari EndGadget menyebutkan, "hal itu bisa membantu operator itu membangun jaringan yang lebih kecil kemungkinan gagalnya, lalu memaksa raksasa telekomunikasi seperti Ericsson dan Nokia untuk menawarkan solusi dengan harga yang lebih kompetitif."

Bila kabar itu benar, akan terjadi konflik antara Inggris dan AS. Negeri Paman Sam telah menekan para sekutunya untuk memboikot Huawei dari pengembangan 5G mereka karena khawatir dimata-matai pemerintah China.

Inggris berisiko mendapatkan banyak kritik dan perlu menghadapi konsekuensi akibat menolak mengikuti langkah AS.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement