Jumat 25 Oct 2019 20:22 WIB

Tantangan Terbesar Jadi Pemimpin Perempuan Justru dari Kaumnya

Tantangan Terbesar Jadi Pemimpin Perempuan Justru dari Kaumnya

Rep: Herning Banirestu(swa.co.id)/ Red: Herning Banirestu(swa.co.id)
WWC
WWC

Walau sudah cukup banyak kesempatan perempuan unjuk kemampuan di berbagai bidang, termasuk di dunia usaha, tetap saja, porsi perempuan dalam berbagai posisi strategis dan struktural masih perlu didorong untuk ditingkatkan. Hal ini disampaikan Yenny Wahid dalam konferensi pers di sela-sela World Woman Conference (WWC) 2019.

Menurut putri dari Presiden RI ke-4 ini berdasarkan survei yang pernah dilakukan organisasinya, kesetaraan gender masih ada masalah, terutama di posisi-posisi struktural dan strategis. "Sudah ada pemimpin perempuan, hanya saja, masih belum terwakilkan. Dan gender pay gap masih banyak dialami perempuan bisa 30% lebih rendah daripada laki-laki," ujarnya.

Yang mengejutkan, lanjutnya saat ditemui di Ritz Carlton Pasific Place (24/10/2019) justru yang kerap mempermasalahkan karier dan posisi perempuan terbesar justru dari kaumnya. Laki-laki justru lebih memberikan kesempatan pada perempuan untuk mendapat peran setara atau bahkan lebih besar daripada perempuan itu sendiri.

"Dengan alasan keluarga, anak, norma atau budaya perempuan sering mendapat tantangan dari perempuan lain untuk bisa meraih posisi terbaik dalam kariernya," tandasnya. Yenny melihat pengaruh kelompok agama dalam meningkatkan pemahaman akan kesetaraan gender dalam organisasi dan bisnis bisa mengambil pengaruh.

Ia juga mengungkapkan perempuan di era dunia yang cepat berubah ini, menghadapi tiga tantangan besar. Pertama teknologi, dengan kondisi masyarakat Indonesia yang belum mampu berpikir kritis, menyebabkan pendapat yang terlontar melalui sarana teknologi lebih berupa reaksi. Pemahaman akan cerdas teknologi harus ditingkatkan.

Kedua, globalisasi, kesenjangan ekonomi makin terasa, sehingga mendorong frustasi, dalam kelas sosial tertentu tercipta kegelisahaan. Untuk itu perlu memahami dengan baik bagaimana perubahan lingkungan yang cepat. Ketiga, otomasi, akan ada banyak pekerjaan yang hilang, ini pun menyebabkan frustasi, maka itu penting meningkatkan kemampuan perempuan agar bisa menyiapkan kondisi ini.

Dan tema WWC tahun ini, selaras dengan tantangan-tangan tersebut, yaitu mengetengahkan tema WomaNow, Woman Living in the Millenial Time. Kegiatan ini merupakan upaya dan komitmen organisasi wirausaha Full Gospel Businessman Fellowship Indonesia (FGBMFI) dan Ladies of The Fellowship (LTF) dalam mendorong dan mendukung upaya bersama untuk pemberdayaan perempuan.

Diikuti 3.000 peserta dan menghadirkan 30 pembicara dalam dan luar negeri, termasuk Yenny Wahid, dengan berbagai kelas berbagi yang dihadirkan dalam acara ini, diharapkan bisa membekali kaum perempuan dengan ilmu pengetahuan yang baik terkait kewirahusaan perempuan, perubahan teknologi, kepemudaan dan keluarga.

Director WWC 2019, Farida Bau, mengatakan,perhelatan akbar ini digagas atas sebuah visi dan misi mengupayakan pemberdayaan kaum perempuan dalam menghadapi tantangan jaman dan berkiprah gemilang dalam perannya masing-masing baik untuk keluarga maupun kehidupan karirnya.

"Kami berharap ajang ini bisa mengajak para Wamen Now, untuk berbagi informasi dari berbagai topik yang akan didiskusikan. WWC diharapkan akan menjadi wadah para Women Now untuk mendapatkan informasi agar bisa berperan dengan seimbang," tandasnya.

 

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement