Warta Ekonomi.co.id, Surakarta
Bukannya jadi halangan, Daftar Hitam Amerika Serikat (AS) malah memotivasi Huawei untuk berbisnis dengan mandiri. Terhitung setengah tahun setelah diboikot oleh Pemerintah AS, Huawei malah berhasil menciptakan layanan toko aplikasi baru.
Begitu menurut Wakil Presiden dan Kepala Transformasi Digital Huawei, Edwin Diender. Bahkan, perusahaan itu sudah mulai mengembangkan sistem operasi mandiri, Harmony.
“Sanksi ini bukan tantangan, melainkan malah menciptakan peluang. Misalnya, kami jadi bisa mengembangkan platform ponsel terbaru,” kata Diender, dikutip dari Sputnik News, Jumat (25/10/2019).
Baca Juga: Ponsel Lipat Karya 'Musuh' Amerika Serikat Siap Salip Samsung, Segini Harga Jualnya!
Baca Juga: 2 Negara 'Musuh' Amerika Serikat Ini Niat Kolaborasi Buat . . . .
Menurutnya, sanksi itu membuat Huawei lebih mandiri dan ketergantungannya pada perusahaan AS menurun, mempercepat implementasi inovasi manufaktur dan produksinya. Begitu pula dengan proses riset dan pengembangannya.
Diender berujar, “ini membantu kami berinovasi lebih cepat, karena kami menciptakan solusi yang sepenuhnya milik kami.”
Selama 6 tahun terakhir, Huawei telah bergerak menuju kemandirian bisnis sebagai bagian dari strategi korporasi, menjauhkannya dari ketergantungan dengan pihak eksternal. Dengan begitu, kerentanan perusahaan terhadap situasi tak terduga akan berkurang.