Kamis 24 Oct 2019 14:21 WIB

Ganti Menteri, 5 BUMN Diharapkan Masuk Pasar Modal

BEI sudah memegang lima nama perusahaan BUMN yang berpotensi masuk ke pasar modal.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Bursa Efek Indonesia
Foto: Andika Wahyu/Antara
Bursa Efek Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap daftar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk ke pasar modal bisa bertambah. Harapan tersebut seiring pergantian kabinet di pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, mengaku pihaknya pun akan segera melakukan pendekatan ke Kementerian BUMN. "Kami selalu melakukan pendekatan dengan siapa pun menterinya," kata Inarno, Kamis (24/10).

Baca Juga

Dengan kepemimpinan BUMN yang baru, Inarno menargetkan setidaknya bisa membawa lima perusahaan BUMN untuk go public. Inarno mengaku, BEI sudah memegang lima nama perusahaan BUMN yang berpotensi masuk ke pasar modal.

Meski demikian, Inarno masih enggan menyebutkan secara rinci lima perusahaan yang dimaksud. "Harapannya bukan hanya anak usaha tapi juga induk, kami sudah ada listnya cuma belum bisa kasih tahu perusahaan mana saja dari BUMN itu," tutur Inarno.

Sementara itu Direktur Penilai Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan pihaknya sudah pernah menyampaikan usulan BUMN mana saja yang siap untuk go public. Termasuk, mempromosikan performa BUMN yang telah menjadi perusahaan tercatat.

Menurut Nyoman, performa perusahaan BUMN yang telah go public jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sehingga, ini akan sangat menguntungkan bagi Kementerian BUMN sendiri. 

"Dari jalur informal ada komunikasi yang sudah kami bangun, ke depan tentunya kita akan lakukan kembali," ujar Nyoman.

Sebagai informasi, setidaknya ada 20 saham BUMN yang tercatat sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data RTI, sebagian besar saham BUMN mengalami penguatan hingga penutupan perdagangan Rabu (23/10).

Diantaranya yaitu saham milik PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang naik hingga 5 persen atau 100 bps ke level 2.100 dari 2.000. Selain itu, saham milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turut meroket ke level 7.550 dari 7.325 atau naik 3,07 persen.

Penguatan juga dialami oleh saham milik PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) sebesar 0,71 persen dari level 4.230 ke level 4.260. Sementara saham PT Perussahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengalami kenaikan 4 persen 2.240 ke level 2330.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement