REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI mengirim langsung (ferry flight) pesawat terbang NC212i untuk Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand. Pengiriman dilakukan dari hanggar Delivery Center PTDI di Bandung pada Selasa (22/10) menuju pangkalan udara Nakhon Sawan, Muang, Nakhon Sawan, Thailand, dan diperkirakan tiba pada Kamis (24/10).
Direktur Niaga PTDI, Ade Yuyu Wahyuna meninjau persiapan dan melepas ferry flight pesawat terbang NC212i yang kemudian akan dioperasikan oleh Department of the Rain Making and Agricultural Aviation, Ministry of Agriculture and Cooperatives
(MOAC), Thailand.
Pesawat NC212i dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung menuju Bandara Hang Nadim, Batam, kemudian diterbangkan kembali menuju Bandara
Internasional Hat Yai, Thailand, bagian selatan di dekat perbatasan Malaysia dan dilanjutkan ke Nakhon Sawan Air Base, Muang, Nakhon Sawan, Thailand, sebagai destinasi terakhir.
"Pesawat NC212i tersebut akan melakukan Final Acceptance oleh Department of the Rain Making and Agricultural Aviation, Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC) Thailand, pada 25 Oktober 2019," kata Ade dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Kamis (24/10).
Ade menyampaikan lenandatanganan kontrak pengadaan dua unit pesawat NC212i telah dilaksanakan pada 17 Maret 2017 antara PTDI dengan AICE. Enterprises (Thai) Co., Ltd. dengan end user adalah Department of the Rain Making and
Agricultural Aviation, Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC) Thailand.
"Sisa satu unit pesawat dari kontrak pengadaan dua unit pesawat terbang NC212i tersebut rencananya akan diserahterimakan pada akhir tahun ini," lanjut Ade.
Ade menjelaskan pesawat terbang NC212i dapat digunakan sebagai transportasi penumpang, VIP, cargo, rain making, troop/paratroop transport dan medical evacuation yang dapat dipasang bergantian sesuai dengan kebutuhan operasional Ministry of Agriculture and Cooperative (MOAC) Thailand.
"Pesawat NC212i tersebut telah sepenuhnya dikerjakan oleh PTDI, artinya PTDI adalah satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang saat ini memproduksi pesawat NC212i," kata Ade.
Ade menyebutkan, PTDI sampai saat ini telah berhasil melakukan pengiriman pesawat dan helikopter, baik dalam dan luar negeri, sebanyak 443 unit.
"PTDI telah berhasil memproduksi pesawat NC212 sebanyak 114 unit untuk dalam negeri maupun luar negeri, dari total sebanyak 585 unit populasi pesawat NC212 series di dunia," ucap Ade.
Adapun operator dalam negeri yang menggunakan pesawat NC212 series adalah TNI AU, TNI AD, TNI AL, Kepolisian, BPPT, dimana pesawat NC212 series tersebut
digunakan untuk pesawat angkut sipil, militer dan Maritime Surveillance Aircraft
(MSA). Sedangkan operator luar negerinya adalah negara Thailand untuk pesawat angkut militer dan modifikasi cuaca (rain making), Filipina dan Vietnam untuk pesawat angkut militer.
Ade menilai prospek industri pesawat terbang saat ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar, terutama di pesawat komersial. Adapun kebutuhan pesawat NC212i dunia untuk 10 tahun ke depan yakni sebanyak 255 unit.
"Rencana ekspansi PTDI ke depannya adalah pada Asia Pasifik dan Afrika," lanjut Ade.
Ade menambahkan PTDI akan meningkatkan kapasitas produksi pesawat NC212i yang semula empat pesawat per tahun, menjadi enam pesawat per tahun, yang akan dimulai pada tahun depan untuk memenuhi target kebutuhan NC212i selama 10 tahun ke depan.
Menurut Ade, pesawat NC212i merupakan pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan kapasitas 28 penumpang, memiliki ramp door, kabin yang luas dikelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil.
Ade mengungkapkan Thailand merupakan negara kedua yang paling banyak menggunakan produk PTDI. Di pasar ekspor, Thailand merupakan customer kedua yang paling banyak membeli pesawat terbang buatan PTDI karena dianggap sesuai dengan medan dan kebutuhan pertahanannya.
"Selain itu, letak geografis Thailand yang dekat dengan Indonesia mempermudah kegiatan dukungan purna jual," ucap Ade.
Ade memaparkan lada 1978, Ministry of Agriculture and Cooperatives (MoAC), Thailand membeli sebanyak dua unit pesawat terbang NC212, kemudian pada 1980 membeli NC212 sebanyak 2 unit dan tahun 1982 membeli lagi 1 unit pesawat terbang NC212 produksi PTDI.
Pada 1999, Ministry of Agriculture and Cooperatives (MoAC), Thailand membeli 2 unit CN235 Military Transport. Thailand juga membeli pesawat terbang C212-400 untuk melakukan hujan buatan (rain making), pesawat terbang itu telah dikirim PTDI ke Thailand pada 2015.
"Sehingga total pesawat terbang yang telah dibeli Thailand hingga saat ini mencapai 8 unit," kata Ade menambahkan.