REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Len Industri (Persero) menyiapkan sejumlah langkah strategis usai ditunjuk menjadi holding BUMN industri pertahanan (Indhan) atau Defend ID dengan anggota meliputi PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dahana.
Direktur Utama Len Industri Bobby Rasyidin mengatakan akan melakukan spin off operasional bisnis induk holding akan secara bertahap pada 2022 hingga 2023.
"Operasional bisnis di Len Industri, baik yang nonpertahanan maupun pertahanan akan diturunkan kepada entitas anak perusahaannya," ujar Bobby saat penandatanganan akta inbreng saham pemerintah antara Len Industri dengan empat anggota Indhan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/3).
Bobby meyakini holding akan mampu meminimalisir terjadinya tumpang tindih produk antaranggota Defend ID. Sebagai induk holding, ucap Bobby, Len berperan mewujudkan integrasi elektronik tiga matra TNI baik darat, laut, maupun udara. Kata Bobby, Len, PTDI, PAL, Pindad, dan Dahana akan memiliki fokus bisnis dan program prioritasnya masing-masing setelah holding berjalan.
Bobby mengatakan Len akan fokus pada platform dan Maintenance Repair & Overhaul (MRO) yang menjadi penentu superioritas alat utama sistem persenjataan (alutsista), dan terintegrasinya berbagai sistem pertahanan nasional dengan radar pertahanan, penginderaan bawah air dan satelit militer sebagai program prioritasnya.
Sementara itu, PTDI fokus pada pengembangan platform matra udara dan MRO dengan pesawat tempur, rudal, dan drone sebagai program prioritasnya. Bobby menyebut PAL Indonesia akan fokus pada pengembangan platform matra laut dan MRO dengan kapal selam sebagai program prioritasnya.
"Pindad fokus pada pengembangan platform matra darat dan MRO serta penyediaan senjata dan munisi dengan medium tank dan roket sebagai program prioritasnya. Dahana fokus pada pengembangan produk energetic materials atau bahan peledak untuk seluruh matra dengan propelan sebagai program prioritasnya," kata Bobby menambahkan.