REPUBLIKA.CO.ID, DEARBORN -- Ford Motor memaskas perkiraan laba operasional untuk tahun ini. Ketua Eksekutif Ford Motor Jim Hackett Hal mengatakan hal tersebut dilakukan setelah laba operasional pada kuartal ketiga 2019 mengecewakan.
Hackett beralasan laba tersebut menurun karena biaya garansi yang lebih tinggi dan diskon besar namun kinerja tak berjalan mulus. “Akibatnya, kami tidak akan menumbuhkan EBIT yang sesuai tahun ini,” kata Hackett dikutip dari Reuters, Kamis (24/10).
Hasil keuangan yang mengecewakan merupakan kemunduran bagi Hackett yang mengambil alih Ford Motor pada Mei 2017 setelah pemecatan mendadak Mark Fields. Investor menjual saham Ford yang turun 2,5 persen menjadi 8,98 dolar AS dalam perdagangan. Sementara saham pembuat mobil listrik Tesla Inc melonjak lebih dari 20 persen.
Selama dua tahun, Hackett telah meminta investor untuk bersabar dengan restrukturisasi yang telah membuat kemajuan. Termasuk aliansi luas pada kendaraan listrik dengan Volkswagen AG dan penjualan operasi yang merugi di India.
Tetapi berdasarkan perhitungan Ford sendiri, sebagian besar pekerjaan restrukturisasi belum dilakukan. Presiden otomotif Ford Motor Joe Hinrichs perusahaan juga sudah mengenalkan Ford Explorer yang didesain ulang dan Lincoln Aviator yang serba baru.
Hanya saja Hinrichs menilai upaya tersebut tidak menujukkan hasil yang baik karena peluncuran produk yang tidak menyeluruh dan pabrik perakitan di Chicago yang sudah tua. “Kami kecewa dengan kinerja keseluruhan,” ujar Hinrichs.
Hinrichs mengakui peluncuran Ford Explorer sekaligus Aviator secara bersamaan justru berakibat buruk. Pada akhirnya, Hinrichs mengatakan perusahaan memiliki banyak persediaan di dealer.
Perusahaan telah mengeluarkan 1,5 miliar dolar AS untuk restrukturisasi global pada kuartal III. Sebanyak 800 juta dolar AS diantaranya terkait dengan pembentukan usaha patungan di India dengan Mahindra. Restrukturisasi berkelanjutan Ford meliputi pemotongan biaya dan merombak jajaran produknya di pasar global utama seperti Cina dan Eropa.