Sabtu 19 Oct 2019 19:53 WIB

PLN Optimalkan Energi Terbarukan untuk Terangi Papua

Implementasi model wireless electricity cocok untuk percepatan elektrifikasi Papua.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
PT. PLN (Persero) melakukan pemulihan infrastruktur kelistrikan di Sentani, Papua. Senin (25/3).
Foto: dok. PLN
PT. PLN (Persero) melakukan pemulihan infrastruktur kelistrikan di Sentani, Papua. Senin (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) menargetkan rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat mencapai 100 persen pada 2020. Untuk mencapai target itu, PLN mengoptimalkan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk menerangi desa-desa di Bumi Cenderawasih. 

Program melistriki Papua dan Papua Barat dengan memanfaatkan energi terbarukan dikemas dengan nama "1.000 Renewable Energy for Papua". Program lanjutan dari Ekspedisi Papua Terang itu telah diluncurkan pada Jumat (18/10).

Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik menjelaskan, PLN telah menggelar survei Ekspedisi Papua Terang pada Agustus-September 2018 yang melibatkan 165 mahasiswa pecinta alam dari 5 kampus perguruan tinggi negeri. Ekspedisi ini juga melibatkan LAPAN dan TNI AD. 

"Tujuannya untuk mendapatkan data bagi keperluan penyusunan rencana paling efektif, melistriki desa di Provinsi Papua dan Papua Barat,” ujar Rofik dalam siaran pers, Sabtu (19/10). 

Dengan berbekal data dari Ekspedisi Papua Terang, PLN memancangkan rencana pelistrikan untuk 1.123 desa. Jumlahnya meningkat jauh dari rencana semula melistriki 415 desa.

Ia mengatakan, dengan tantangan geografis, kerapatan hunian yang sangat rendah, dan infrastuktur yang terbatas, Program 1.000 Renewable Energy for Papua dipandang sebagai solusi paling efektif untuk percepatan elektrifikasi di Papua dan Papua Barat melalui implementasi model wireless electricity

“Optimalisasi energi lokal berbasis energi baru terbarukan (EBT) juga diharapkan akan memperbaiki kinerja Bauran Energi sekaligus menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik,” kata Ahmad Rofik.   

Dari hasil kajian dan survei PLN, ada empat alternatif pembangkit listrik EBT yang ditawarkan dalam Program 1.000 Renewable Energy for Papua, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro, Tabung Listrik (Talis), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), serta PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Untuk Pikohidro, lebih cocok apabila diaplikasikan pada daerah yang memiliki perbedaan ketinggian.

Ahmad Rofik pun memaparkan rincian program pelistrikan di Papua dengan menggunakan keempat pembangkit listrik EBT tersebut. Sebanyak 314 desa direncanakan untuk dilistriki menggunakan teknologi tabung listrik, 65 desa menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan PLTPH, 158 desa akan menggunakan  PLTBm, 116 desa menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), 34 Desa dilistriki menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut, 184 desa akan diterangi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 151 set. Selebihnya, sebanyak 252 desa rencananya akan disambungkan ke sistem jaringan listrik (grid) PLN yang telah ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement