REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah tersalurkan ke berbagai bidang. Salah satunya ke bidang ekonomi kreatif yakni fashion.
Pada periode Januari-September 2019, penyaluran KUR ke bidang fashion mencapai Rp 1,13 triliun kepada 45.1000 debitur.
Menurut Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) penyaluran KUR fashion dapat mendorong pengembangan pelaku usaha bidang tersebut, sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian dalam negeri.
"Tentu upaya yang baik sekali untuk memberikan pembiayaan kepada para pelaku bidang fashion Muslim. Semoga penyalurannya tepat sasaran, sehingga manfaat ekonomi yang optimal bisa tercapai," ujar Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Bekraf Ari Juliano Gema ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (17/10).
Ke depan, Bekraf berharap para pengusaha fashion perlu membuat rencana usaha yang matang. Langkah ini agar jelas jumlah keuntungan dari kebutuhan pembiayaannya.
"Sehingga nanti bisa disesuaikan dengan akses ke KUR fashion tersebut," ucapnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penyaluran tertinggi diberikan kepada sektor industri pakaian jadi dan perlengkapan. Nilai KUR yang disalurkan sebesar Rp 770 Miliar atau sebesar 67,6 persen dari total penyaluran KUR bidang fashion.
"KUR ke depannya akan semakin masuk ke bidang jasa, tidak hanya di sektor produksi atau pertanian saja,” ujar Darmin, Jakarta, Rabu (16/10).
Kementerian Koordinator Perekonomian menyebutkan, total KUR yang disalurkan sejak 2015 hingga 31 Agustus 2019 sebesar Rp 435,4 triliun. Total KUR tersebut diberikan kepada 17,5 juta debitur dengan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) sebesar 1,31 persen.
Adapun proporsi debitur KUR berdasarkan gender didominasi laki-laki sebesar 65 persen dan perempuan 35 persen.