Jumat 11 Oct 2019 10:40 WIB

BTPN Syariah Fokus Layani Nasabah Mikro Perempuan

Kemampuan finansial perempuan dinilai dapat bermanfaat kembali bagi keluarga.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Bank BTPN Syariah
Foto: ekonomisyariah.info
Bank BTPN Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) fokus menjadi satu-satunya bank di Indonesia yang melayani keluarga prasejahtera produktif unbankable. Perusahaan mengembangkan strategi jemput bola ke lapangan untuk melayani nasabah ibu-ibu unbankable.

Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin mengatakan para Community Officer turun ke kampung-kampung untuk memberikan literasi keuangan bagi ibu-ibu yang ingin berkembang menjadi pengusaha. 

Baca Juga

"Kami fokus melayani nasabah mikro khusus perempuan yang sudah berumah tangga," ujarnya kepada wartawan di Bandung, Kamis (10/10) malam.

Menurutnya perusahaan memiliki alasan melayani keluarga prasejahtera produktif khusus perempuan. Salah satunya kemampuan finansial yang dimiliki seorang perempuan dapat bermanfaat kembali bagi keluarganya.

"Kalau ibu-ibu punya kemampuan finansial maka akan menambah income keluarga, sehingga akan lebih bagus kontribusi pemasukannya," ucapnya.

Menurut Ainul para ibu yang jadi nasabah dan mendapat pinjaman modal dari BTPN Syariah selalu mampu mengembalikan pinjaman. Usaha mereka juga terus berkembang dan sebagian besar dapat membantu perekonomian keluarganya.

"Hampir 100 persen bisa mencicil pinjaman. Mereka juga disiplin menyisihkan uang hasil usahanya," ucapnya.

Sementara Ningrat Lestari (25) atau akrab disapa Rara berbagi pengalamannya menjadi Community Officer (CO) Mobile Marketing Syariah (MMS) program Pinjaman Masa Depan (PMD) BTPN Syariah. Dia mengaku bangga dan senang turun ke lapangan mencari nasabah PMD. 

Sebab, ada kepuasan tersendiri yang diperoleh Rara saat melihat nasabah binaannya terbantu melalui PMD BTPN Syariah. Meski begitu, Rara tak menafikkan pekerjaannya sangat berat seperti memasuki pedesaan terdalam di kawasan Bandung.

Perjuangannya sebagai CO tak habis di situ. Setelahnya, Rara harus berjuang membina para nasabah yang tergabung dalam kelompok-kelompok. Satu kelompok nasabah PMD, minimal terdiri dari 15 orang.

"Kalau lihat pekerjaan yang dulu kan saya tidak membayangkan kerja di BTPN ini bakal turun ke lapangan. Masuk ke sawah-sawah, nongkrong di warung, menghadapi ibu-ibu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement