Senin 07 Oct 2019 13:20 WIB

BI: Ekonomi Digital Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Pengguna ponsel di Indonesia saat ini mencapai 142 persen dari total populasi

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pajak kegiatan ekonomi digital.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Pajak kegiatan ekonomi digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng optimistis Indonesia bisa memanfaatkan sumber-sumber baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan ekonomi digital.

"Kami lihat Indonesia dapat memanfaatkan ekonomi digital sebagai new source of economic growth. Pertama karena jumlah penduduk kita yang semakin banyak kaum milenialnya," ujar Sugeng dalam seminar bertajuk "Menuju Indonesia Unggul Melalui Ekonomi Digital di Jakarta, Senin (7/10).

Baca Juga

Selain itu, akses terhadap teknologi relatif belum merata meski animo masyarakat menggunakan layanan teknologi cukup tinggi. Pengguna telepon seluler (ponsel) di Tanah Air saat ini mencapai 371,4 juta pengguna atau 142 persen dari total populasi sebanyak 262 juta jiwa.

Namun, penetrasi internet di Indonesia masih relatif rendah. Berdasarkan data internet world stats , penetrasi internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa atau sekitar 53 persen dari total populasi yang diperkirakan mencapai 269,54 juta jiwa.

Kemudian,tingkat inklusi keuangan di Indonesia juga masih sebesar 49 persen berdasarkan data survei akhir 2017 lalu.

Oleh karena itu, BI mendorong perkembangan ekonomi digital agar dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yaitu melalui tiga strategi utama sistem pembayaran di era ekonomi digital.

Pertama yaitu menetapkan Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Kedua, mendorong peningkatan elektronifikasi transaksi pembayaran. Ketiga, mendorong program persiapan pemasaran online UMKM (on boarding UMKM) ke ekonomi digital.

"Hal tersebut dapat dicapai melalui sinergi yang baik antara Bank Indonesia dengan otoritas terkait dan dengan pelaku industri sehingga dapat mendukung kemajuan dan keunggulan Indonesia," kata Sugeng.

Lebih lanjut, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono, menyampaikan bahwa pengambil kebijakan di Indonesia harus tepat dalam memberikan respons yang memadai dalam menghadapi disrupsi berupa perkembangan digitalisasi agar tetap berkembang dan mendukung perekonomian secara keseluruhan.

"Inisiatif-inisiatif yang sedang dilakukan Bank Indonesia disusun untuk mendukung perkembangan ekonomi digital tersebut," kata Erwin.

Sementara itu, hal senada juga disampaikan Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital OJK Sukarela Batunanggar, yang menyampaikan bahwa pelaku industri, teknologi finansial (fintech), dan perbankan harus adaptif dalam merespons tantangan ekonomi digital.

"Perlu dilakukan inovasi terkait ekonomi digital karena terdapat peluang berupa ruang pertumbuhan yang sangat besar," ujar Sukarela.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement