Jumat 04 Oct 2019 18:08 WIB

Kementan Siap Sambut Tren Pertumbuhan Pasar Kopi

Kementan mendukung peremajaan bibit kopi untuk mendukung produksinya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Tenaga petik memanen kopi Arabika di bukit Sekendhil, Afdeling Gebugan, Kamis (25/7). PTPN IX mendorong optimalisasi produksi kebun ini guna meningkatkan produktifitas komoditas  bijih kopi kering.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Tenaga petik memanen kopi Arabika di bukit Sekendhil, Afdeling Gebugan, Kamis (25/7). PTPN IX mendorong optimalisasi produksi kebun ini guna meningkatkan produktifitas komoditas  bijih kopi kering.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku siap menyambut tren pertumbuhan pasar kopi nasional. Saat ini produksi kopi terus dipacu dengan meremajakan kebun-kebun sawit dengan pemberian benih dari program pemberian bibit unggul sebanyak 500 juta batang (Bun 500).

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono menyampaikan, pihaknya siap menyambut pasar kopi nasional yang terus bertumbuh. Melalui program Bun 500, kata dia, pihaknya menjamin mampu meningkatkan produksi kopi 2-3 kali lipat berdasarkan varietas benih kopi unggulan yang dipilih.

Baca Juga

“Kita ajak lembaga riset dan litbang Kementan untuk memilih mana-mana saja benih yang unggul yang bisa dialirkan ke kebun,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (4/10).

Menurut Kasdi, untuk sementara ini apabila terdapat bahan benih yang produktivitasnya tinggi maka akan ditindaklanjuti dengan ke nursery dalam waktu yang bersamaan. Pada 2019 ini, langkah tersebut menurutnya baru dijalankan di beberapa wilayah sentra saja seperti di Bondowoso, Jawa Timur.

“Secara masifnya nanti akan dimulai pada 2020,” kata dia.

Dia menyebut, dalam memanfaatkan pasar kopi yang kian bertumbuh di dalam negeri, pemerintah bakal melakukan intervensi sisi produksi mulai dari hulu hingga hilir. Di sektor hilir, Kementan akan memfasilitasi dan melakukan pembinaan terhadap petani untuk mengolah produksi yang bernilai tambah tinggi.

Pihaknya juga mengaku untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan investasi. “Nanti kita bantu petani untuk mengolah, jadi enggak jual green bean saja. Butuh investasi memang,” kata dia.

Terkait dengan data produksi kopi, kata Kasdi, Kementan terus melakukan pembenahan dan harmonisasi yang akurat agar data tersebut dapat menjadi rujukan bagi setiap kalangan. Hanya saja dari data yang ada saat ini, keakuratannya diakui belum 100 persen akurat namun tidak meleset jauh sama sekali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement