Sabtu 05 Oct 2019 09:19 WIB

Kalah Telak dari Raksasa Tiongkok, Samsung dan Sony Tutup Pabrik

Sangat sedikit peluang untuk Samsung untuk menaikan sahamnya di Tiongkok.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kalah Telak dari Raksasa Tiongkok, Samsung dan Sony Tutup Pabrik. (FOTO: Unsplash/Kote Puerto)
Kalah Telak dari Raksasa Tiongkok, Samsung dan Sony Tutup Pabrik. (FOTO: Unsplash/Kote Puerto)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Perusahaan produsen alat telekomunikasi ternama asal Korea Selatan, Samsung secara resmi menutup pabrik produksi terakhirnya di Tiongkok pada Rabu (2/10/2019). Penutupan pabrik ini adalah dampak kekalahan yang dialami Samsung dalam penjualan ponsel melawan produk lokal Tiongkok.

Sebelumnya, Samsung sudah memangkas produksi ponsel yang ada di Selatan kota Huizhou pada Juni tahun ini, dan memangkas produksi pabrik lain pada akhir tahun lalu. Tidak hanya Samsung, beberapa manufaktur ponsel yang lain juga beralih dari Tiongkok karena alasan naiknya gaji buruh dan pertumbuhan ekonomi yang melamban.

Sony juga mengakhiri produksi ponselnya di Tiongkok, dan beralih ke Thailand. Sementara Apple masih memproduksi ponsel dalam jumlah banyak di Tiongkok.

Baca Juga: Berani Hadang Ponsel Lipat Samsung, Musuh Trump Siap Lakukan Ini!

"Di Tiongkok, orang-orang membeli ponsel murah dari brand lokal, dan membeli produk high end dari Apple atau Huawei. Sangat sedikit peluang untuk Samsung untuk menaikan sahamnya di Tiongkok," kata Park Sung-soon, analis dari Cape Investment & Securities seperti dilansir dari Reuters (2/10/2019).

Saham Samsung di Tiongkok sendiri turun hingga satu persen pada kuartal pertama tahun ini dari sebelumnya 15 persen pada pertengahan 2013. Penurunan ini berbanding terbalik dengan saham milik perusahaan ponsel dalam negeri Tiongkok seperti Huawei.

Samsung sendiri menyebut akan tetap melakukan penjualan di Tiongkok. Menurutnya, sulit untuk meningkatkan efisiensi produksi di tengah persaingan yang sangat ketat.

"Alat-alat produksi akan direlokasi ke tempat produksi global tergantung bagaimana strategi dan kebutuhan pasar global," ujar Samsung seperti dilansir dari Reuters.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement