Jumat 27 Sep 2019 10:30 WIB

Penerbangan Maskapai di Papua Barat Masih Kurang

Kemenhub mendorong maskapai membuka rute di wilayah Papua.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Maskapai Lion Air menurunkan dan menaikan penumpang di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (20/08/2019).
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Maskapai Lion Air menurunkan dan menaikan penumpang di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (20/08/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penerbangan di Papua Barat dinilai masih kurang. Khusunya, jumlah penerbangan dari dan menuju bandara Rendani di Manokwari, Papua Barat yang dirasa masih kurang.

"Banyak diinformasikan berkaitan dengan penerbangan-penerbangan yang kurang sehingga harus transfer di kota-kota lain," kata Budi, Kamis (26/9). 

Terkait hal terdebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berjanji akan dibahas bersama antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pemerintah daerah, dan maskapai. Budi mengatakan akan berkoordinasi dengan Citilink Indonesia, Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air, dan Sriwijaya Air untuk lakukan perbaikan-perbaikan penerbangan di Papua Barat . 

Budi menuturkan juga nembahas persoalan mengenai kontainer di Manokwari yang akan dikoordinasikan dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) (Persero). Begitu juga dengan status dari Pelabuhan Arar yang dekat Sorong yang selama ini belum selesai. 

"Ini juuga akan dikoordinasikan agar Pelindo untuk melakukan pengelolaan Pelabuhan Arar tersebut," tutur Budi. 

Sebelumnya, Kemenhub akan memperpanjang landasan pacu Bandara Rendani di Manokwari, Papua Barat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan perpanjangan landasan tersebut dapat diselesaikan pada 2020. 

Budi memastikan sudah mengkoordinasikan hal tersebut dengan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perhubungan se-Papua Barat, Kamis (26/7) malam. "Insya Allah kami bisa menambah landasan pacu sepanjang 300 meter," kata Budi. 

Dia menambahkan Kemenhub juga akan mengupayakan perbaikan di terminal yang ada di bandara tersebut. Budi memastikan saat ini pemerintah harus melakukan evaluasi besaran-besaran untuk perubahan bandara tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement