Rabu 25 Sep 2019 19:15 WIB

Transformasi Digital untuk Tingkatkan Industri Halal

Pelaku industri halal di Indonesia mulai merambah sistem penjualan online

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
ModernCikande Industrial Estate (MCIE) mengembangkan kawasan industri halal pertama di Indonesia.
Foto: ModernCikande Industrial Estate
ModernCikande Industrial Estate (MCIE) mengembangkan kawasan industri halal pertama di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi digital dipercaya menjadi solusi bagi peningkatan industri halal Indonesia. Hal ini setidaknya dirasakan oleh pelaku fashion dan kosmetik halal Indonesia, Shafira Corporation yang membawahi tiga brand yakni Shafira Premium, Zoya Hijab, dan Zoya Cosmetics.

General Manager Marketing Shafira Corporation, Gunarto menyampaikan digitalisasi telah membuat penjualan meningkat hingga ratusan persen. Bahkan saat momentum tertentu, peningkatannya bisa mencapai 500 persen.

Baca Juga

Kini Shafira mengupayakan penggunaan teknologi dalam pemasaran. Tidak hanya menggandeng e-commerce dan memperluas jaringan online, Shafira juga berkolaborasi dengan vendor teknologi untuk menghubungkan sistem semua toko offline.

"Kami ingin membuat toko-toko kami juga sebagai distrubution center, sehingga konsumen bisa pesan dari mana saja dan pengirimannya dari tempat terdekat mereka," kata Gunarto pada Republika usai round table series Global Islamic Economy Summit di Le Meridien, Rabu (25/9).

Setelah berdiri 30 tahun lalu, Shafira baru melakukan transformasi digital sejak 2015. Gunarto mengatakan perkembangannya terus meningkat setiap tahun. Sehingga ia optimis untuk meningkatkan skala penjualan hingga puluhan persen per tahun.

Digitalisasi juga yang akan menjadi strateginya untuk go global mulai tahun depan. Shafira sedang mempersiapkan sistem dan menggandeng agregator produk untuk pemasaran di luar negeri. Dalam lima tahun pertama, Shafira akan fokus di pasar Asia.

"Kami akan buat pilot proyek dulu, kami akan pelajari seiring berjalan bisnis, karena untuk masuk pasar baru pasti harus riset, apa yang mereka sukai, ukuran, dan lainnya," kata dia.

Produk yang akan dibawa ke tingkat internasional adalah Shafira Premium yang menyumbang sekitar 40 persen dari volume penjualan total. Meski demikian, untuk pangsa jumlah produk terjual, Zoya Hijab masih menjadi andalan perusahaan sesuai dengan portofolio kelas menengah Indonesia.

CEO DinarStandart Uni Emirat Arab, Rafi-uddin Shikoh juga sepakat bahwa di era digital, segala industri berpotensi melesat. Menurutnya tidak ada alasan untuk mundur karena teknologi akan mempermudah berkembangnya industri halal.

"Kini di dunia digital memungkinkan interkoneksi, bukan alasan bagi siapa pun untuk tidak maju," kata dia.

Rafi-uddin yakin Indonesia punya kekuatan yang besar dengan banyaknya produk dan aset seperti pariwisata. Ia sendiri tidak bisa membandingkan Indonesia dengan negara lain karena masing-masing pasti memiliki kekuatannya sendiri.

Ia juga mengingatkan bahwa ekonomi syariah bukan hanya sekedar ekonomi bisnis. Ada sistem nilai di dalamnya yang membawa pada spektrum lain. Menurutnya, ini bukan hanya sekedar kompetisi atau tentang pangsa pasar.

Melainkan tentang bagaimana mengenal masing-masing keunggulan negara satu dengan lainnya. Sehingga bisa secara bersama meningkatkan portofolio ekonomi syariah global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement