REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (23/9). Investor beralih ke pembelian safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dunia dan risiko-risiko geopolitik.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 16,4 dolar AS atau 1,08 persen, menjadi ditutup pada 1.531,5 dolar AS per ons. Emas berjangka telah naik setelah data pada Senin (23/9) menunjukkan aktivitas manufaktur di zona euro mengalami kontraksi lebih tajam pada September, membukukan pembacaan terburuk dalam hampir tujuh tahun.
Indeks pembelian manajer (PMI) sektor manufaktur zona euro jatuh ke level terendah 83-bulan di 45,6 pada September, turun dari 47 pada Agustus.
Namun, kenaikan logam mulia itu dibatasi oleh greenback yang lebih kuat. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,39 persen menjadi 98,66 pada pukul 17.30 GMT sesaat sebelum penyelesaian transaksi emas.
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh. Emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 86,2 sen atau 4,83 persen menjadi ditutup pada 18,711 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 11,3 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi menetap pada 953,9 dolar AS per ons.