REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas meresmikan tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Pulau Siberut, Mentawai, Sumatra Barat pada Selasa (17/9). PLTbm berbahan bakar bambu ini dibangun untuk menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang telah beroperasi di Pulau Siberut dengan kapasitas 1.300 kW.
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, PLTBm dibangun di tiga desa yakni Saliguma, Madobag, dan Matotonan. "Total kapasitas 700 kW untuk 1.233 Kepala Keluarga," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa malam.
Potensi penghematan yang akan diperoleh dari PLTBm dibandingkan PLTD adalah Rp 14 miliar per tahun. Selain penghematan, pendapatan masyarakat juga meningkat dengan adanya pembelian bambu dari kebun masyarakat setempat dan penyerapan tenaga kerja sebesar Rp 2 miliar per tahun.
Bambang menuturkan, pemerintah mengajak semua pelaku pembangunan untuk mendukung inovasi PLTBm ini agar mampu mewujudkan upaya Indonesia bersama dalam mengurangi penggunaan BBM dan energi fosil lainnya.
Bambang mengatakan, pembangunan tiga PLTBm ini mengusung konsep Three in One Development. Pertama, PLTBm menyediakan energi listrik untuk daerah yang sama sekali belum teraliri listrik. Dengan pembangunan pembangkit ini, Indonesia dapat menambah rasio elektrifikasi nasional.
Kedua, PLTBm menjadi salah satu upaya pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya tenaga biomassa yang masih belum banyak dikembangkan. "Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan target 23 persen EBT dalam bauran energi sebelum 2025," kata Bambang.
Ketiga, pembangunan PLTBm ini juga bagian pembangunan daerah 3T atau Tertinggal, Terdepan dan Terluar. Bambang menuturkan, pembangunan PLTBm ini menunjukkan bahwa negara hadir di setiap titik wilayah Indonesia.
Selain mengurangi penggunaan BBM dan menurunkan biaya penyediaan listrik, Bambang menegaskan, PLTBm menjadi jawaban untuk memberikan akses listrik merata bagi masyarakat di salah satu gugus pulau terluar paling barat Indonesia. "Mereka sudah lama tidak menikmati listrik sejak Indonesia merdeka, seperti di Pulau Siberut,” ucap dia.
Menurut Bambang, PLTBm Saliguma, Madobag, dan Matotonan menjadi model Participatory Renewable Energy Development atau pembangunan energi listrik yang melibatkan banyak pihak. Baik dalam pembiayaan, pembangunan, maupun pengoperasiannya.
Pembangunan tiga PLTBm juga menggunakan skema pendanaan inovatif dengan melibatkan pemerintah pusat dan mitra pembangunan, pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan masyarakat setempat. Proyek ini juga merupakan hasil krrja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat, program Millennium Challenge Compact (MCC) membiayai pembangunan tiga unit PLTBm di Pulau Siberut dan beberapa pembangkit listrik EBT di beberapa lokasi lainnya.