Warta Ekonomi.co.id, Surakarta -- Uber dilaporkan berencana memasuki sektor teknologi finansial (fintech) dengan menawarkan produk pinjaman kepada para mitra pengemudinya, menurut laporan Recode/Vox.
Berdasarkan laporan TechCrunch, dilansir Senin (9/9/2019), terdapat survei di dalam sejumlah aplikasi milik pengemudi. Survei itu berisi tentang produk keuangan baru untuk mereka, menanyakan potensi nominal yang akan diajukan jika nantinya Uber menawarkan pinjaman.
"Berapa jumlah yang mungkin Anda ajukan?" begitu bunyi pertanyaannya, dengan nominal pilihan yang meliputi: kurang dari US$100, antara US$100 dan US$250, dan lebih dari US$500.
Baca Juga: Pantau Fintech, OJK Terapkan Supervisory Technology
Sebelumnya, pada Juni lalu, Uber merekrut setidaknya 100 pekerja yang berfokus di dunia tekfin, mengisyaratkan untuk menawarkan produk finansial. Dengan adanya survei tersebut, potensi keluarnya layanan finansial Uber pun semakin besar.
Sayangnya, Uber belum memberikan pernyataan resmi terkait munculnya survei itu, menurut TechCrunch.
Namun, Uber sebenarnya telah menginjakkan 'sebelah kaki' di sektor finansial, lewat program uang muka yang ditawarkan ke pengemudi di California dan Michigan. Perusahaan juga menawarkan sewa mobil baru kepada pengemudi di masa lalu. Sementara, sekarang ini Uber menawarkan kartu kredit yang bermitra dengan Visa, serta dompet digital Uber kepada para pengemudinya.
Bukan hanya Uber yang tergiur untuk menjajakan produk pinjaman kepada mitranya, perusahaan seperti Walmart pun telah menawarkan uang muka gaji dan pinjaman kepada karyawannya.