Ahad 08 Sep 2019 14:17 WIB

Gapmmi: Ekspor Produk Halal Harus Kompetitif

Indonesia mengalami defisit neraca dagang dengan OKI sebesar 1,87 miliar dolar AS.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Produk berlabel halal MUI  (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Produk berlabel halal MUI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, ekspor produk halal Indonesia masih tertinggal. Poin penting untuk mengakselerasi ekspor produk halal dinilai Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) harus kompetitif di kancah global.

Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Umum Gapmmi Rahmat Hidayat mengatakan, selama ini produk halal Indonesia masih belum kompetitif baik secara harga, daya saing, dan juga aspek pengirimannya. Untuk itu dia meminta kepada pemerintah untuk membuat regulasi yang akurat guna mendongkrak ekspor halal.

Baca Juga

“Produk ekspor halal itu harus kompetitif, kompetitif secara harga, kualitas, dan juga delivery-nya,” kata Rahmat saat dihubungi Republika, Ahad (8/9).

Menurut Rahmat, akselerasi ekspor produk halal bukan hanya diartikan pada proses pengeksporan semata. Lebih dari itu, kesiapan industri di dalam negeri juga perlu diakomodasi pemerintah. Salah satunya adalah pasokan bahan baku yang juga harus kompetitif.

Dia menjelaskan apabila ketersediaan bahan baku sudah cukup kompetitif, maka dengan sendirinya industri produk halal dalam negeri mampu memiliki daya saing global. Selama ini jika dibandingkan dengan negara tetangga Indonesia yang juga menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Malaysia, ekspor produk halal Indonesia masih jomplang.

Artinya, Rahmat menjabarkan perlu keseriusan bagi semua elemen untuk memajukan capaian ekspor produk halal Indonesia. Terlebih, Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indonesia belum mampu memanfaatkan secara maksimal fator ideologis untuk kerja sama dagang dengan OKI. Tercatat, Indonesia membukukan defisit dalam neraca perdagangan 2018 dengan OKI sebesar 1,87 miliar dolar AS.

Defisit salah satunya disumbang dengan melempemnya capaian ekspor sebesar 45 miliar dolar AS atau 12,5 persen dari total perdagangan nasional sebesar 369 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement