Kamis 05 Sep 2019 13:23 WIB

Tingkat Konsumsi Menurun, Konsumen Masih Optimistis

Menurunnya proporsi konsumsi diikuti dengan meningkatnya porsi tabungan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Pedagang buah melayani pembeli di sentra penjualan bua di Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pedagang buah melayani pembeli di sentra penjualan bua di Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2019 mengindikasikan optimisme konsumen tetap terjaga. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2019 yang tetap berada dalam zona optimis di atas 100, yaitu sebesar 123,1.

Meski demikian, angkat ini masih sedikit lebih rendah dibandingkan IKK pada bulan sebelumnya sebesar 124,8. Dalam siaran persnya, BI melaporkan masih terjaganya optimisme konsumen terutama ditopang oleh persepsi konsumen yang tetap positif terhadap kondisi ekonomi saat ini. 

Persepsi konsumen tersebut didukung oleh keyakinan terhadap ketersediaan lapangan kerja dan pembelian barang tahan lama yang membaik. Di samping itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan juga masih berada pada level optimis.

Meskipun tidak sekuat bulan sebelumnya, terutama pada perkiraan terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang. Hasil survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang diprakirakan menurun. 

Hal ini terindikasi dari penurunan Indeks Ekspektasi Harga enam bulan yang akan datang dari 174,9 pada bulan sebelumnya menjadi 170,0. Penurunan tersebut didukung oleh ketersediaan pasokan barang yang memadai dan kelancaran kegiatan logistik distribusi barang.

Dilaporkan juga porsi pendapatan responden rumah tangga yang digunakan untuk konsumsi pada Agustus 2019 sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 68,8 persen menjadi 68,6 persen. Namun demikian porsi menabung tampak meningkat.

Menurunnya proporsi konsumsi diikuti dengan meningkatnya porsi tabungan terhadap pendapatan dari 19,1 persen menjadi 19,2 persen. Porsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan naik tipis dari 12,2 persen menjadi 12,5 persen. 

Berdasarkan kelompok pengeluaran, menurunnya porsi konsumsi terhadap pendapatan terjadi hampir seluruh kelompok responden. Tapi ini terjadi terutama pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan.

Sementara kenaikan porsi tabungan terhadap pendapatan terjadi pada seluruh tingkat pengeluaran responden. Tertinggi pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement