Kamis 05 Sep 2019 05:15 WIB

Hotel Berbintang di Jakarta Didorong Bersertifikat Halal

Dorongan sertifikasi halal terutama dilakukan pada bagian layanan dapur dan restoran

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Sertifikasi halal sebagai upaya strategis dalam menyajikan produk untuk masyarakat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Sertifikasi halal sebagai upaya strategis dalam menyajikan produk untuk masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hotel-hotel berbintang di Jakarta diminta untuk segera melakukan sertifikasi halal. Sekretaris Jenderal Jakarta Tourism Forum (JTF) Jeffrey Rantung mengatakan sertifikasi halal ini penting untuk mempercepat pengembangan wisata halal di Indonesia khususnya di Jakarta.

"Secara global, memang tujuan kami mengambil bagian dari 135 juta segmentasi halal dunia. Pada tahun ini Indonesia baru mendapatkan 3,5 juta," kata Jeffrey dalam acara Forum Group Discussion (FGD) Hotel Halal Kitchen & Restaurant, Rabu (4/9).

Baca Juga

Jeffrey menjelaskan, dorongan sertifikasi halal ini terutama dilakukan pada bagian layanan dapur dan restoran hotel. Komponen ini dinilai paling penting karena menjadi salah satu hal yang sering ditanyakan dan dipertimbangkan oleh wisatawan Muslim khususnya dari mancanegara.

Dalam waktu dekat, Jakarta akan menjadi tuan rumah ajang internasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Menurut Jeffrey, momen ini seharusnya bisa menjadi peluang bagi pelaku industri perhotelan memperluas pangsa pasar halal dari mancanegara.

Namun, saat ini sebagian besar hotel berbintang di Jakarta belum memiliki sertifikat halal. Dari sekitar 300 hotel bintang 4 dan bintang 5, baru ada satu hotel yang bersertifikat halal.

"Salah satu persyaratan untuk hotel-hotel yang bisa mengakomodir peserta OKI harus ada sertifikat halal, sedangkan sekarang real-nya baru ada satu hotel yang bersertifikat halal," ungkap Jeffrey.

Jeffrey mengakui saat ini sudah banyak hotel berbintang yang ramah terhadap muslim. Namun, hal tersebut tidak cukup tanpa adanya sertifikat halal. Sertifikat halal penting bagi wisatawan sebagai jaminan bahwa kebutuhan mereka sebagai seorang Muslim bisa terpenuhi.

Jeffrey mengungkapkan rendahnya jumlah hotel yang bersertifikat halal di Jakarta lebih disebabkan karena minimnya sosialisasi dan edukasi. Untuk itu, nantinya akan ada MoU antara para operator hotel yang berisi pernyataan kesediaan menjalankan proses mendapatkan sertifikasi halal.

"Ini komitmen untuk mempercepat hotel berbintang di Jakarta memiliki sertifikat halal," tutur Jeffrey.

Auditor Nasional Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), DR. Faizal, mengatakan LPPOM MUI berkomitmen untuk membantu mempercepat proses sertifikasi halal bagi hotel berbintang di Jakarta.

Menurut Faizal, pihaknya akan memberikan pendampingan serta pengetahuan, sehingga operator hotel tidak perlu khawatir proses sertifikasi akan memakan waktu lama dan rumit. Faizal menegaskan, hotel tidak perlu melakukan banyak perubahan untuk bisa mendapatkan sertifikasi halal.

"Sertifikasi halal itu hanya sebatas penggunaan dapur dan restoran saja. Fatwa kita juga masih mengizinkan dalam satu hotel terdapat restoran nonhalal asal tidak ada mengontaminasi," terang Faizal.

Faizal pun memastikan proses mendapatkan sertifikasi halal sekarang hanya akan memakan waktu singkat. Tidak seperti dulu yang membutuhkan waktu sampai sembilan bulan. Menurutnya, proses sertifikasi halal semakin mudah karena semuanya dilakukan secara daring melalui aplikasi.

General Manager Joko Budi Jaya Aston Makassar Hotel & Convention Center sertifikasi halal memberikan dampak positif terhadap bisnis hotelnya. Hal tersebut tercermin dari peningkatan jumlah pengunjung.

Menurut Joko, dengan sertifikat halal, segmen pasarnya tidak berkurang justru semakin bertambah. Selain itu, keberadaan sertifikasi halal juga membuat pengunjung hotelnya menjadi loyal.

"Peningkatan jumlah pengunjung secara gradually memang tidak bisa dihitung, tapi barometernya tamu kami loyal. Okupansi kita sudah 70 persen," ungkap Joko.

Joko mengatakan, hotelnya sudah mendapatkan sertifikasi halal sejak 2017 lalu. Dia mengatakan, ide awal untuk melakukan sertifikasi halal bermula dari banyaknya pertanyaan dari pengunjung mengenai kehalalan produk makanan di restorannya.

Untuk mengurus sertifikasi halal, menurut Joko, manajemen hotel harus mengeluarkan dana sebesar Rp17 juta. Saat ini, sebanyak 400 menu makanan serta dapur hotelnya pun sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement