Selasa 03 Sep 2019 03:12 WIB

Karena Perang Dagang, Aplikasi Google Resmi Tak Akan Hadir di Ponsel Huawei?

Huawei tidak dapat bertahan di luar China tanpa aplikasi dan layanan Google.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Karena Perang Dagang, Aplikasi Google Resmi Tak Akan Hadir di Ponsel Huawei?. (FOTO: Reuters/Aly Song)
Karena Perang Dagang, Aplikasi Google Resmi Tak Akan Hadir di Ponsel Huawei?. (FOTO: Reuters/Aly Song)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta -- Perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina benar-benar memengaruhi produksi perangkat Huawei Technologies. Sebab Google mengonfirmasi ponsel flagship Huawei yang akan datang tidak akan memiliki lisensi aplikasi Google.

Raksasa teknologi China itu diperkirakan merilis Mate 30 Pro pada bulan depan. Jadi peluncuran pertama perusahaan setelah masuk daftar hitam AS dan dilarang berbisnis dengan partner negara itu.

"Huawei tidak dapat bertahan di luar China tanpa aplikasi dan layanan Google," kata Analis Industri Seluler di Moor Insights & Strategy, Anshel Sag, sebagaimana dilansir dari StraitsTimes di Surakarta, Senin (2/9/2019).

Baca Juga: Dampak Perang Dagang, Google Niat Pindah Pabrik dari China ke....

Beberapa kali, Trump mengisyaratkan akan meringankan sanksi terhadap Huawei, menimbulkan ketidakpastian boleh atau tidaknya perusahaan China itu bisa bekerja sama dengan pemasok chip dan perangkat lunak AS. Kini, Google mengatakan, aplikasi berlisensi tak akan hadir di perangkat Huawei berikutnya, seperti Mate 30 Pro.

Sag menambahkan, "Semua orang di luar negeri terbiasa menggunakan perangkat lunak dan layanan Google, bahkan pengguna iPhone. Jadi, Huawei akan mengalami kerugian besar jika tidak menawarkannya kepada pelanggan."

Hal itu tentu akan berdampak pada penjualan Mate 30 Pro di pasar luar negeri. Bloomber melaporkan pada Juni lalu, daftar hitam AS berpotensi mengakibatkan penurunan 40%-60% untuk penjualan luar negeri.

Baca Juga: Amerika-Polandia Berpotensi Awasi Huawei Bersama

Di sisi lain, seorang Eksekutif Senior Huawei mengatakan, pemboikotan AS dapat membebani bisnis konsumennya sekitar 10 miliar dolar AS dalam pertumbuhan pendapatan, sedikit kurang dari perkiraan awal Pendirinya, Ren Zhengfei.

Ekosistem aplikasi jadi salah satu daya tarik utama Android, baik dari pihak pertama (Google) maupun pihak ketiga. Tanpa kemampuan menghubungkan perangkat ke YouTube, Chrome, Gmail, atau Google Maps milik Google, penawaran perangkat keras Huawei agaknya akan dihadapkan dengan tembok rintangan.

China merupakan pengecualian karena Huawei sudah beroperasi tanpa aplikasi Google di negara asalnya karena ketidakhadiran Google di sana. Huawei telah mengembangkan toko aplikasi seluler dan layanan tambahannya sendiri. Pasar China juga sangat berbeda karena dominasi WeChat.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement