REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (2/9) pagi ini masih melanjutkan penguatan pada akhir pekan lalu. Pada pukul 10.29 WIB, rupiah menguat 6 poin atau 0,04 persen menjadi Rp 14.192 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.198 per dolar AS.
"Dalam transaksi hari Senin rupiah akan kembali tertahan penguatannya, walaupun akan ditutup melemah tipis," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin (2/9).
Bank Indonesia saat ini terus melakukan intervensi melalui perdagangan di valas dan obligasi di pasar Domestic Non Deliverable Forward (​DNDF) dan pemerintah yaitu menteri keuangan terus memberikan informasi positif untuk ekonomi dalam negeri yang sejatinya memang cukup bagus dibandingkan ekonomi negara lain.
Menurut Ibrahim, kolaborasi antara BI dan pemerintah berhasil menstabilkan mata uang rupiah sehingga mata uang garuda masih dalam pengawasan yang ketat. Ibrahim memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak dikisaran Rp 14.165 per dolar AS hingga Rp 14.233 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memperkirakan rupiah hari ini akan melemah seiring pelemahan mata uang regional. "Pagi ini mata uang kuat Asia dolar Hong Kong dan dolar Singapura kompak dibuka melemah yang berpotensi menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini, menuju kisaran Rp14.200 sampai Rp14.240 per dolar AS," ujar Lana.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 14.190 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.237 per dolar AS.