Ahad 01 Sep 2019 06:25 WIB

Kementan Siapkan Rencana Suplai Pangan di Ibu Kota Baru

Kawasan komoditas penyangga pangan akan dikembangkan untuk ibu kota baru.

Red: Nur Aini
Pemindahan ibu kota
Foto: twitter @jokowi
Pemindahan ibu kota

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tengah mengembangkan kawasan komoditas penyangga pangan untuk kemandirian pangan ibu kota baru Republik Indonesia yang rencananya pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Amran optimistis Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara nantinya dapat mandiri pangan tanpa disuplai dari impor. Pengembangan kawasan penyangga pangan akan dibangun melalui sistem klaster budi daya pada 10 kabupaten di provinsi itu.

Baca Juga

"Kami membangun kota baru yang mandiri pangan. Mimpi besar kami adalah menyiapkan pangan untuk penduduk di ibu kota baru, kita siapkan lebih awal. Nantinya di tahun 2024, kebutuhan pangan langsung dipenuhi sendiri dari masyarakat KalimantanTimur, karena umur komoditas hortikultura 2-3 tahun sudah berbuah," kata Amran melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Pada rapat koordinasi di Balikpapan, Amran menjelaskan ada 10 kabupaten di Kalimantan Timur yang dijadikan sebagai kawasan penyangga pangan sehingga ke depan ibu kota baru dipastikan mandiri pangan. Kabupaten Berau dibangun menjadi sentra produksi jagung dan bawang merah, Kabupaten Bulungan dan Nunukan sebagai sentra padi, cabai, dan bawang merah, serta Malinau sebagai sentra produksi padi dan jagung.

Selanjutnya, Kabupaten Tana Bumbu menjadi sentra produksi padi dan cabai, Tanah Laut sebagai sentra padi, jagung, cabai dan bawang merah; Kapuas Hulu sebagai sentra padi, cabai dan bawang merah; Ketapang sebagai sentra cabai, Kutai Barat sentra padi dan jagung dan Kabupaten Paser sentra padi, cabai dan bawang merah.

"Untuk penyediaan daging sapi, ayam, buah-buahan dan komoditas lainnya dibangun klaster. Jadi kabupaten mana yang memproduksi ayam dan seterusnya," kata Amran.

Amran menambahkan nantinya masing-masing kabupaten akan dibangun klaster-klaster komoditas pertanian yang dikoperasikan. Kemudian koperasi tersebut akan dikelola dengan sistem korporasi sehingga menjadi kuat dengan teknologi yang tinggi, efisien, profitable, dan menjangkau proses panen dari hulu ke hilir.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement