Kamis 29 Aug 2019 21:41 WIB

ESDM dan PLN Dorong Peningkatan Rasio Elektrifikasi di NTB

Rasio elektrifikasi di NTB telah mencapai 98 persen.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas PLN saat melakukan pengecekan instalasi jaringan listrik di pemukiman padat penduduk, Tambora, Jakarta, Kamis (22/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas PLN saat melakukan pengecekan instalasi jaringan listrik di pemukiman padat penduduk, Tambora, Jakarta, Kamis (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) memberikan bantuan sambungan listrik gratis kepada 1.396 rumah tangga tidak mampu. Bantuan ini tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).

Simbolis penyalaan listrik dilakukan Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Gubernur NTB Dzulkieflimansyah dan Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Rahardjo Abu Manan di Desa Gemel, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Kamis (29/6).

Baca Juga

Jonan menyampaikan pemerintah berkomitmen mewujudkan Indonesia merdeka listrik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemberian bantuan sambung listrik gratis untuk warga kurang mampu.

"Pemerintah terus mendorong berbagai pihak, selain kami di pusat, ada pemerintah daerah dan BUMN yang terus kami dorong untuk sinergi melistriki nusantara. Hari ini kita nyalakan listrik hasil dari program BPBL," ujar Jonan.

Jonan mengatakan program BPBL diinisiasi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian ESDM dan diharapkan dapat mendorong peningkatan rasio elektrifikasi di NTB.

Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Rahardjo Abu Manan mengatakan hingga Juli 2019, rasio elektrifikasi di NTB telah mencapai 98 persen.

"PLN menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 99,9 persen pada akhir 2019," kata Djoko.

Djoko menjelaskan berbagai upaya dilakukan PLN untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, salah satunya bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah dan BUMN lain untuk memberikan bantuan melalui bantuan penyambungan listrik gratis bagi warga kurang mampu.

"Dengan sinergi seperti ini kami optimistis bisa mencapai target rasio elektrifikasi 99,9 persen di NTB," ucap Djoko.

Djoko menambahkan, hingga Juli, beberapa pihak yang telah ikut memberikan bantuan penyambungan baru listrik yaitu Kementerian ESDM sebanyak 1.396 rumah tangga, PLN sebanyak 1.000 rumah tangga, Pemerintah Provinsi NTB sebanyak 950 rumah tangga, dan PT ASABRI sebanyak 50 rumah tangga. Total bantuan sebanyak 3.396 rumah tangga.

"Warga kurang mampu yang mendapat bantuan program sambung listrik gratis ini, mendapatkan sambungan listrik PLN daya 450 Volt Ampere (VA), dengan tarif bersubsidi, listrik yang digunakan adalah sistem layanan prabayar," lanjut Djoko.

Program BPBL disambut gembira. Warga penerima bantuan asal Desa Gemel, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, Nur Hasanah, mengaku bersyukur mendapatkan bantuan pasang baru listrik. Sehari-hari, Nur bekerja menjual es mambo yang dibuat oleh tetangganya. Dirinya hanya berkeliling dari desa ke desa untuk menjualkan es mambo tersebut

"Untungnya tidak seberapa, sehari paling hanya dapat Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu, hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari," ucap Nur.

Berkat bantuan pasang baru listrik, kini rumahnya terailiri listrik PLN dengan daya 450 watt. Dengan adanya listrik, Nur dapat membuat sendiri es mambo untuk dijual. Harapannya hasil yang didapatkan juga bisa bertambah.

"Ya mudah-mudahan ada listrik bisa tambah untungnya. Sekarang bisa buat esnya sendiri. Terima kasih Pak Menteri," kata Nur.

Selain program bantuan penyambungan baru listrik, melalui program listrik desa, PLN terus membangun jaringan untuk melistriki daerah-daerah terpencil. Pada tahun 2019, PLN menargetkan dapat melistriki 34 lokasi terpencil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement