REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi massa di Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Kamis (29/8), berdampak pada sejumlah infrastruktur publik, termasuk fasilitas milik PT PLN (Persero). Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan, hingga pukul 17.32 WIB, seluruh sistem PLN sudah kembali beroperasi secara normal.
"Kecuali penyulang di lokasi yang terbakar, tepatnya di sekitar kantor Telkom," ujar Dwi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Kamis (29/8).
Menurut Dwi, penyulang yang terbakar belum dapat dioperasikan kembali dengan alasan keamanan. Petugas PLN, lanjut Dwi, sedang melakukan pengecekan penyulang yang sempat terbakar untuk upaya penormalan.
"Upaya ini harus dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga kondisi dapat segera kondusif," ucap Dwi.
Kondisi dan situasi Kota Jayapura, Papua, pada Kamis (29/8) pukul 18.30 WIT berangsur pulih, pascaunjuk rasa rusuh yang menimbulkan kerusakan material di berbagai tempat dari Sentani, Abepura, Kotaraja hingga Jayapura. Seperti dilaporkan Antara, sekitar pukul 18.00 WIT massa mulai membubarkan diri setelah dipukul mundur oleh aparat gabungan TNI dan Polri dengan menggunakan gas air mata.
Namun, sebelumnya, massa pengunjuk rasa sempat melakukan pembakaran beberapa gedung dan pertokoan sepanjang Abepura, Entrop dan Jayapura lalu bangunan Kantor Telkomsel dan Pos Jayapura. Bangunan Kantor Bank Indonesia Perwakilan Papua, RS Provita Jayapura, Mall Jayapura, dan pertokoan yang berada di sekitarnya juga dilempari dan dirusak massa pengunjuk rasa.