Rabu 28 Aug 2019 08:37 WIB

Bank Mandiri Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 203,4 Triliun

Kredit infrastruktur disalurkan ke tujuh sektor utama, seperti transportasi.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hary Gunardi (kanan), Direktur Eksekutif Surveillance Keuangan Bank Indonesia, Sempa AH Sitepu (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers di Kantor Ombudsman, Jakarta, Senin (29/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hary Gunardi (kanan), Direktur Eksekutif Surveillance Keuangan Bank Indonesia, Sempa AH Sitepu (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers di Kantor Ombudsman, Jakarta, Senin (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur sebesar Rp 203,4 triliun pada semester satu 2019. Angka ini tumbuh 22,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan telah menyalurkan pembiayaan ke tujuh sektor infrastruktur utama. Sektor itu, yakni transportasi Rp 39,6 triliun, tenaga listrik Rp 43,9 triliun, migas dan energi terbarukan Rp 37,2 triliun, konstruksi Rp 17,2 triliun.

Baca Juga

"Kami juga sudah menyalurkan kredit untuk jalan tol Rp 17,1 triliun, telematika Rp 22,6 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota Rp 10,9 triliun dan infrastruktur lainnya Rp 14,7 triliun," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/8).

Bank Mandiri terus menunjukkan konsistensi dalam perbaikan kualitas kredit, dimana penurunan NPL gross menjadi 2,59 persen. Ini disebabkan oleh pengendalian manajemen risiko dan perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis. Adapun rasio NPL gross tersebut merupakan angka terendah sejak triwulan tiga 2015.

"Bank Mandiri optimistis dapat membukukan target pertumbuhan kredit pada kisaran 11 persen sampai 12 persen," ucapnya.

Hery menambahkan saat ini strategi pertumbuhan Bank Mandiri memfokuskan sustainabilitas jangka panjang. Artinya pengukuran kinerja tidak semata-mata diukur dari angka akhir periode (ending balance), melainkan menggunakan saldo rata-rata (average balance).

Per Juni 2019, pembiayaan segmen Corporate secara bank only tumbuh rata-rata 21,2 persen (yoy) dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 338,4 triliun, segmen micro banking secara bank only tumbuh rata-rata 23,6 persen (yoy) dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 110,4 triliun dan kredit consumer secara bank only tumbuh rata-rata sembilan persen dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 87,3 triliun.

"Untuk mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan, kami juga berupaya menjaga komposisi kredit produktif dalam porsi yang signifikan, yakni 77,4 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri dengan penyaluran kredit investasi mencapai Rp 242,3 triliun dan kredit modal kerja mencapai Rp 319,3 triliun," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement