Rabu 14 Aug 2019 14:57 WIB

BRI Pantau Perkembangan di Hong Kong

Kantor perwakilan BRI di Hong Kong belum berstatus sebagai kantor cabang

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama BRI Suprajarto menjelaskan kinerja perusahaan kepada media di Jakarta, Rabu (14/8). PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) mencatat laba konsolidasi pada kuartal II 2019 tumbuh 8,19 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 16,16 triliun.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Direktur Utama BRI Suprajarto menjelaskan kinerja perusahaan kepada media di Jakarta, Rabu (14/8). PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) mencatat laba konsolidasi pada kuartal II 2019 tumbuh 8,19 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 16,16 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor perwakilan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dipastikan tidak terkena dampak dari kerusuhan yang terjadi di Hong Kong. Hal tersebut lantaran kantor perwakilan BRI di sana belum berstatus sebagai kantor cabang.

"Kebetulan BRI Hong Kong statusnya belum cabang jadi tidak melayani ritel sehingga yang terkait ritel juga belum terdampak," kata Direktur Utama BRI, Suprajarto, Rabu (14/8).

Baca Juga

Selain itu, menurut Suprajarto, kinerja keuangan BRI di dalam negeri juga tidak terkena dampak kerusuhan. Meski demikian, lanjut dia, BRI akan tetap memantau perkembangan kondisi di Hong Kong mengingat kerusuhan yang masih terus berlangsung.

Aksi protes yang berujung kerusuhan terjadi di Hong Kong sejak Juni lalu. Awalnya aksi protes tersebut dilakukan untuk menentang rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi, yang akan mengirim pelaku tindak kejahatan ke Cina daratan untuk diadili.

Kemudian tuntutan demonstran semakin meluas, termasuk pengunduran diri pemimpin Hong Kong. Demonstran juga menyerukan demokrasi penuh dan penyelidikan independen terhadap kekerasan yang dilakukan polisi kepada para demonstran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement