REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Peta Okupasi Sektor Pertanian diluncurkan, Kementerian Pertanian menyiapkan SDM yang akan digenjot menjadi pelaku agribisnis. Khususnya bidang perkebunan kelapa sawit. Mereka diharapkan mampu mewujudkan Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Hal itu disampaikan Kepala Badan PPSDMP, Prof Dedy Nursyamsi pada Konsensus KKNI Bidang Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Grand Zury, Serpong pada Senin (12/8). Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, tahun ini pembangunan nasional berorientasi pada peningkatan SDM yang berbasis kompetensi.
Langkah yang ditempuh adalah meyakinkan dunia untuk membeli olahan sawit RI. Produk perkebunan itu harus mempunyai daya saing sehingga dapat meningkatkan ekspor kelapa sawit dengan tetap mempertahankan keberlanjutan lingkungan.
“Pembangunan sumberdaya manusia jadi perhatian yang serius karena kita tidak bisa terus menerus mengandalkan sumberdaya alam yang melimpah tanpa tersedianya kualitas SDM yang berkompeten termasuk bidang perkebunan kelapa sawit. Hal ini Untuk menjawab tantangan tersebut ada empat hal yang perlu kita bangun yaitu membangun sistem standardisasi, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi”, katanya.
Peta okupasi diharapkan dapat mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Keduanya merupakan acuan lembaga pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi dalam mendukung kualitas lulusan pendidikan atau pelatihan.
Hasilnya adalah SDM kompeten dan berdaya saing sesuai dengan permintaan dunia usaha/ dunia industri (Du/Di). Peta jabatan dalam KKNI mendorong terciptanya link and match antara dunia pendidikan, pelatihan dan lembaga sertifikasi dengan Dunia usaha/ Dunia industri (Du/Di).
Lebih lanjut ditegaskan Prof. Dedi Nursyamsi, SDM sebagai pengungkit utama produksi sawit mulai dari Hulu sampai dengan Hilir. Indonesia mempunyai iklim tropis yang sudah tidak diragukan lagi untuk pertumbuhan kelapa sawit. Selanjutnya menjadi tugas untuk menggenjot SDM agar meningkatkan produktivitas kelapa sawit tersebut.
“Kuncinya harus kita genjot SDM agar menjadi pelaku agribisnis yang Profesional, Mandiri, Handal, Kompeten dan Berdaya Saing. Bagaimana menggenjotnya, tentunya melalui pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi perkebunan kelapa sawit,” tegasnya.
Dalam akhir arahannya, Diharapkan KKNI ini dapat diaplikasikan di lembaga pendidikan, pelatihan dan sertifikasi agar Indonesia menjadi Produksi Kelapa Sawit terbesar