Selasa 13 Aug 2019 06:20 WIB

Rupiah Melemah Sejak Awal Agustus, BI: Akibat Pasar Global

Pasar keuangan masih memiliki kepercayaan cukup tinggi terhadap ekoomi Indonesia.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam acara ‘Structural Transformation through Manufacturing Sector Development for High and Sustainable Economic Growth’ di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/8).
Foto: Republika/Novita Intan
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam acara ‘Structural Transformation through Manufacturing Sector Development for High and Sustainable Economic Growth’ di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hanya bersifat jangka pendek. Sebab, pelemahan mata uang Garuda akibat dampak sentimen global seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan sentimen negatif di pasar keuangan global membuat mayoritas mata uang emerging market terkena dampaknya. “Wajar juga terjadi pada rupiah, merupakan gambaran dominasi dampak eksternal dari pasar global,” ujarnya usai acara ‘Structural Transformation through Manufacturing Sector Development for High and Sustainable Economic Growth’ di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/8).

Baca Juga

Meski ada pergerakan nilai tukar, menurut Dody, pasar keuangan masih memiliki kepercayaan cukup tinggi terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini tercermin dari aliran modal asing yang masuk mencapai Rp 179,6 triliun hingga awal Agustus 2019.

“Artinya memang sentimen masih cukup positif, confidence itu masih cukup ada pada ekonomi kita. Hanya saja dari sisi global memberikan semacam peningkatan volatilitas, itu yang mendorong beberapa gejolak sesaat pada mata uang kita,” jelasnya.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah tercatat melemah sejak 25 Juli 2019 di mana rupiah ditransaksikan menuju level Rp 14.000 per dolar AS hingga menyentuh level terendahnya pada level Rp 14.277 pada 6 Agustus 2019 dan perlahan memangkas pelemahannya hingga saat ini ke level Rp 14.219. 

Tercatat dana asing yang masuk ke Indonesia terus mengalir deras, dimana aliran modal asing sejak awal tahun hingga 8 Agustus 2019 telah mencapai Rp 179,6 triliun. Komposisi aliran modal asing yang masuk terdiri dari surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 113,7 triliun dan saham senilai Rp 65,9, triliun. 

Sedangkan sisanya masuk ke surat berharga Bank Indonesia (SBI). Derasnya aliran modal asing ke dalam negeri karena kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia diyakini masih terus membaik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement