REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan resiko krisis ekonomi dunia yang terjadi dalam periode 10 tahun. JK pun meminta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk mengantisipasi krisis ekonomi tidak menimpa perekonomian Indonesia.
"Kita juga perlu hati-hati Pak Menko dan Ibu Menteri keuangan, kita tiap 10 tahun bisa terjadi krisis," ujar JK saat membuka Seminar Nasional 'Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Maju' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (9/8).
JK mengatakan periode krisis ekonomi 10 tahunan dimulai sejak tahun 1998 silam di Asia yang juga memukul perekonomian Indonesia. Kemudian, krisis juga terjadi pada 2008 yang dimulai dari Amerika Serikat dan menyebar ke negara-negara lainnya.
Untuk itu, JK mengingatkan Indonesia harus betul-betul mengantisipasi perekonomian saat ini yang sudah memasuki 10 tahun sejak 2008 silam. Apalagi, situasi dunia saat ini diwarnai banyak ketegangan-ketegangan seperti AS dengan Cina, Inggris keluar dari Uni Eropa alias Brexit, ketegangan antara Jepang dengan Korea Selatan, hingga geopolitik di Timur Tengah.
JK mengatakan persoalan geopolitik empat negara bisa menimbulkan masalah ekonomi yang besar bagi Indonesia. "Artinya di samping kita mentransform ekonomi kita, tetap kita harus hati-hati risiko 10 tahunan yang terjadi dalam ekonomi dunia, kalau kita lihat 10 tahunan karena kebetulan 1998, 2008,sekarang 2019 yang terjadi masalah, saya baca hari ini di koran Amerika Serikat sudah khawatir bisa terjadi resesi akibat perilaku ekonomi Amerika seperti itu," kata JK.
JK pun meminta Indonesia bersiap untuk mengantisipasi segala perubahan-perubahan yang terjadi di dunia agar krisis seperti itu tidak terjadi di Indonesia.
"Jadi kita sudah semuanya tentu Menteri keuangan, Menko, BI juga harus hati-hati akibat-akibat perang dagang, akibat proteksionisme akibat Brexit, akibat Timur Tengah, akibat apa yang bisa terjadi dalam ekonomi dunia ini," ujar JK.
JK justru berharap Indonesia mampu memanfaatkan kesempatan ekonomi dalam persoalan geopolitik antara AS dan Cina.
"Kita juga tetap mempunyai keuntungan-keuntungan yang lebih baik. Keuntungan kita tentu ialah kita negara besar, konsumen besar walaupun kita masih di belakang dari negara lain," kata JK.