Kamis 01 Aug 2019 18:20 WIB

Indonesia Siap Bersaing di Expo 2020 Dubai

Indonesia akan memamerkan produk fesyen hinga makanan dan minuman di Expo 2020 Dubai

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bakal mengikuti pameran branding produk dalam Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab. Gelaran pameran tersebut akan berlangsung selama enam bulan mulai 20 Oktober 2020 hingga 10 April 2020. Kementerian Perdagangan menyatakan, akan memanfaatkan ajang tersebut untuk memperluas pasar produk asal Indonesia demi mendongkrak ekspor nasional.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Arlinda, mengatakan bahwa produk yang bakal dipamerkan terdiri dari semua jenis, dari makanan dan minuman, produk fesyen, cinderamata hingga produk-produk lainnya.

Baca Juga

Expo 2020 Dubai juga bakal menggelar forum bisnis antar pengusaha dari masing-masing negara. Pada forum tersebut, Indonesia akan mengambil kesempatan untuk memperbesar porsi ekspor komoditas sumber daya alam ke sejumlah negara mitra dagang.

"Expo 2020 Dubai akan diprediksi akan menarik 25 juta pengunjung dari seluruh dunia. Ada 190 negara yang akan berpartisipasi. Kita berharap banyak transaksi dan efek domino tentu akan sangat besar bagi produk Indonesia ke depan," kata Arlinda kepada wartawan di Jakarta, Kamis (1/8).

Ia mengatakan, paviliun Indonesia mengambil tema opportunity dan mengambil konsep pasar malam khas Indonesia untuk menarik kunjungan para potential buyer. Paviliun Indonesia akan berdiri di atas lahan seluas 1.896 meter persegi dan mulai dibangun pada September mendatang oleh PT Wijaya Karya .

Arlinda belum dapat menyebutkan berapa target transaksi yang bisa diraup oleh Indonesia. Hanya saja, ia menyebutkan total kebutuhan dana dalam mengikuti Expo 2020 Dubai mencapai Rp 400 miliar. Pengeluaran terbesar untuk pembangunan paviliun serta pengadaan properti.

"Jadi kita harapkan transaksi yang bisa didapatkan tentu harus bisa lebih dari itu," ujarnya.

Meski demikian, ia menuturkan, kebutuhan dana sebesar Rp 400 miliar tidak sepenuhnya bersumber dari anggaran pemerintah. Pemerintah menginginkan sektor swasta ikut berkontribusi menjadi sponsor dalam kebutuhan pendanaan Expo 2020 Dubai. Menurut dia, akan banyak keuntungan yang diraup karena ajang tersebut merupakan pameran branding terbesar di dunia.

"Porsi sponsor dari swasta yang sudah masuk sudah sekitar 25 persen dari total kebutuhan. Ya kita berharap sponsor bisa lebih banyak lagi. Kita sudah persiapkan agenda ini dengan matang sejak 2017," ujarnya.

Arlinda menambahkan, partisipasi pada ajang tersebut selain meningkatkan perdagangan, diharapkan sekaligus mendorong pariwisata Indonesia dan investasi dari kawasan timur tengah. Karena itu, ia menegaskan perlu ada kerja sama aktif antara pemerintah dan pihak swasta untuk mensukseskan agenda expo tersebut.

Sebagai informasi, Expo 2020 Dubai merupakan World Expo ke-34 yang dilaksanakan selama enam bulan. Kali ini Dubai menyediakan lahan seluas 438 hektare di kawasan strategis yang sangat potensial mendatangkan pengunjung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement