REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (31/7). Penguatan itu terjadi usai Federal Reserve, bank sentral AS, menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global 2008.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan penetapan suku bunga Fed, memangkas target untuk suku bunga acuan federal fund rate (FFR) sebesar 25 basis poin ke kisaran 2,00 persen hingga 2,25 persen. Penurunan suku bunga dilakukan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Tindakan ini mendukung pandangan komite bahwa ekspansi berkelanjutan dari kegiatan ekonomi, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi mendekati target simetris komite 2 persen adalah hasil yang paling mungkin. Namun, ketidakpastian tentang prospek ini tetap ada, demikian pernyataan The Fed.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,48 persen menjadi 98,5243 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,1085 dolar AS dari 1,1156 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2162 dolar AS dari 1,2161 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6839 dolar AS dari 0,6874 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,77 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,60 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9934 franc Swiss dari 0,9902 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3197 dolar Kanada dari 1,3152 dolar Kanada.