Kamis 25 Jul 2019 17:22 WIB

Hari Belanja Diskon Diharapkan Jadi ‘Black Friday’ Indonesia

Realisasi transaksi hari belanja diskon terus mengalami peningkatan setiap tahun.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Pemerintah bersama sejumlah asosiasi pengusaha saat menyampaikan waktu pelaksanaan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) ke-3, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (25/7). HBDI akan digelar pada 16-31 Agustus mendatang.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Pemerintah bersama sejumlah asosiasi pengusaha saat menyampaikan waktu pelaksanaan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) ke-3, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (25/7). HBDI akan digelar pada 16-31 Agustus mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah bersama para pelaku usaha akan menggelar Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) 2019 pada 16-31 Agustus mendatang. HBDI ketiga itu diharapkan dapat membudaya dan menjadi seperti Black Friday di Amerika Serikat atau Boxing Day di Inggris.

Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina menyampaikan, HBDI akan digelar di 70 kota di Indonesia. Berbeda dari tahun lalu, dia mengklaim, HBDI tahun ini diselenggarakan dengan meningkatnya partisipasi kalangan usaha antara lain 200 perusahaan, 300 brand, 300 lebih pusat perbelanjaan, dan 18 ribu gerai.

Baca Juga

“Maka dengan partisipasi yang banyak ini, kita inginnya HBDI bisa membudaya, bisa jadi ikonik belanja di Indonesia. Seperti Black Friday di Amerika Serikat atau Boxing Day di Inggris,” kata Srie kepada wartawan, di Kemendag, Jakarta, Kamis (25/7).

Dia mengatakan, apabila HBDI bisa menjadi sarana belanja musiman yang rutin, maka hal itu diharapkan mampu menggaet konsumen mancanegara. Dengan keunggulan karakteristik budaya dan tradisional yang dimiliki Indonesia, diharapkan turis dapat datang dan berbelanja pada HBDI.

Berdasarkan catatan Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) realisasi transaksi HBDI pada 2017 sebesar Rp 20 triliun. Jumlah tersebut meningkat pada 2018 dengan nilai Rp 24 triliun. HBDI tahun ini ditargetkan dapat meningkatkan transaksi hingga 20 persen dari capaian transaksi di 2018.

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, HBDI diharapkan bisa menggerakan sektor belanja offline lebih hidup lagi. Sebab, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2019 berlangsung stagnan di kisaran 5 persen dalam skala tahunan atau year on year (yoy).

Menurut dia, stagnasi konsumsi rumah tangga disebabkan adanya pergerakan belanja konsumen di sektor daring atau online. “Padahal kan kita tahu, ritel itu hidupnya karena traffic. Kalau traffic-nya berkurang, maka pertumbuhannya juga sulit diharapkan,” kata dia.

Sedangkan pemilihan waktu HBDi di bulan Agustus menurut dia merupakan pemilihan yang startegis. Sebab pada bulan tersebut, umumnya animo bisnis ritel cenderung mengalami kelesuan traffic konsumen.

Imas Damayanti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement