REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) 2019 yang ketiga akan digelar pada 16-31 Agustus mendatang. Dalam HBDI itu, konsumen akan disuguhkan diskon belanja mulai 8-74 persen.
Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina menyampaikan, HBDI kali ini diharapkan dapat memacu peningkatan konsumsi dan memacu daya beli masyarakat. Di sisi lain, kegiatan HBDI dinilai dapat dijadikan peluang yang perlu dimanfaatkan sektor ritel, kuliner, dan hiburan guna mengejar pasar secara maksimal.
“Diharapkan dengan kegiatan ini transaksi bisa meningkat. Kalau meningkat, aktvitas ekonomi juga ikut menggeliat sehingga harapannya bakal terus menyumbang pertumbuhan ekonomi indonesia,” kata Srie kepada wartawan, di Kemendag, Jakarta, Kamis (25/7).
Dia mengatakan, apabila transaksi daam kegiatan HBDI terus meningkat, hal itu juga akan berpengaruh terhadap bisnis usaha ritel. Yang mana, menurut dia, hal itu akan berkolerasi terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja. Di sektor perdagangan, berdasarkan catatannya, kontribusi penyerapan tenaga kerja hingga 2018 mencapai 18,35 persen secara nasional.
Tak hanya itu, dia juga berharap HBDI dapat memacu perkembangan sektor bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) pelaku ekonomi kreatif, pusat perbelanjaan, hingga menggaet pasar turis internasional. Apalagi, tahun ini HBDI lebih mengusung tema kebudayaan melalui kerajinan dan batik yang akan dipasarkan.
“Kami juga tentunya akan mendorong produk-produk dalam negeri seperti makanan, minuman, hingga fashion ya,” kata dia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan, pemerintah mendukung penuh terselenggaranya HBDI untuk meningkatkan transaksi dan kontribusi ekonomi kepada negara. Seperti sebelumnya, kata dia, konsumen juga cukup antusias dengan diskon 50 persen yang diberikan dalam KlingKing Fun bagi yang menunaikan hak pilihnya dalam Pilpres 2019.
“Alangkah baiknya nanti HBDI ini tidak hanya pemerintah (yang mendukung) tapi seluruh ekosistem juga ngedukung ini,” kata Rudiantara.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
